Tentang Yayasan

Yayasan Sosial Bina Sejahtera disingkat YSBS berdiri pada tanggal 12 Maret 1976 dengan akta Notaris No. 24 tertanggal 12 Maret 1976. Pendirinya adalah Pastor Patrick Edward Charlie Burrows, OMI yang akrab disapa Romo Carolus. Cikal bakal berdirinya YSBS adalah sebuah aksi untuk membantu warga miskin dan tidak punya tempat tinggal (gelandangan) di Cilacap.

Pelayanan untuk orang miskin ini kemudian berkembang dengan penanaman pohon kelapa untuk nelayan miskin di daerah Kampung Laut. Pada saat yang bersamaan terjadi musim paceklik hebat di daerah Sawangan, Kab Cilacap. Tergerak oleh rasa belaskasihan Romo Carolus berusaha mencari bantuan untuk warga di sana.

Bantuan yang diperoleh berupa bulgur dan susu bubuk. Oleh Romo Carolus bantuan itu tidak dibagikan se- cara cuma-cuma, melainkan melalui sebuah proyek padat karya pembangunan jalan dan jembatan di Sawangan. Mengapa demikian? Saat itu Rm. Carolus berpikir, jika bantuan iu diberikan cuma – cuma, bantuan itu akan habis begitu saja. Namun bila diberikan melalui proyek padat karya masyarakat di sana akan memiliki jalan raya yang akan memperbaiki keadaan perekonomian mereka. Di balik pemikiran tersebut Rm. Carolus melihat potensi daerah itu. Sawangan mengha- silkan hasil panen yang cukup banyak, antara lain adalah singkong. Karena tidak ada akses jalan dan jembatan daerah itu terisolir, sehingga hasil panen sulit dijual ke luar. Akibatnya harga panenan sangat murah karena ongkos angkut yang tinggi.

Melalui proyek padat karya pangan akhirnya Sawangan memiliki jalan dan jembatan dan sejalan dengan itu meningkat pula kehidupan perekonomian masyarakat setempat. Untuk mengorganisir bantuan dan karya pelaya- nan diperlukan suatu organisasi. Oleh karena itu dipandang perlu didirikan sebuah yayasan yang kemudian menjadi Yayasan Sosial Bina sejahtera (YSBS).

Perkembangan Karya YSBS

Kemiskinan ternyata tidak hanya dikarenakan kekurangan infrastruktur, melainkan juga karena minimnya pendidikan dan buruknya kesehatan. Untuk memberikan pelayanan di kedua bidang tersebut Rm. Carolus mulai mendirikan sekolah-sekolah, mulai dari TK, SD, SMP, SMA/K dan bahkan perguruan tinggi, serta sekarang memiliki LPK. Namun ternyata tersedianya sarana sekolah tidak serta-merta membuat anak-anak bisa bersekolah. Kemiskinan menjadi hambatan terbesar. Untuk anak-anak miskin tersebut Yayasan memberikan bantuan beasiswa. Salah satu beasiswa yang unik adalah beasiswa kambing.

The Foundation expanded into the mayoralty of Banyumas in 1982 under the leadership of Fr. Pat Mac Anally OMI . 2 schools and 2 health clinics, each called Yos Sudarso, were established in the town of Sokaraja. A variety of income generating projects including silk production in the Banyumas region were established to reduce poverty and encourage sustainability in the villages. The Foundation also was a major influence in the establishment of the beautiful pilgrimage shrine of Mary in the village of Kaliori.”

Pelayanan di bidang sosial-ekonomi berkembang mengikuti karya pelayanan di bidang infrastruktur. Untuk mendukung perekonomian masyarakat di daerah yang telah terbuka karena akses jalan, jembatan dan pengairan telah ada, YSBS mendirikan koperasi simpan pinjam (KSW) dan BPR dan bantuan lainnya.

Karena begitu banyaknya bencana melanda tanah air, YSBS juga memberikan pelayanan darurat, yang disebut Tanggap Darurat Bencana. Bantuan diberikan antara lain kepada korban gempa bumi, tsunami, banjir, dll. Bantuan tidak hanya diberikan dalam bentuk materi tetapi juga dalam bentuk beasiswa bagi anak-anak korban bencana.

Semua bentuk pelayanan di atas berakar pada rasa cinta kasih dan misi untuk menanamkan semangat berkeadilan, damai dan kecintaan untuk memelihara keutuhan ciptaan. Nilai-nilai tersebut dikonkritkan dalam karya pelayanan di bidang justice, peace and the integrity of creation (JPIC). Program-program yang dikembangkan adalah dialog antar agama melalui FKUB, pelestarian lingkungan hidup dan program kemanusiaan lainnya