Penghijauan Nusakambangan
Project Details
Date: | Apr 16 2025 |
Category: | |
Author: | admin |
Skills: | Trocaire |
Comments: | 0 |
Tags: | Kampunglaut, Nusakambangan |
Project URL: | View Project |
Share this: |
Description
Penghijauan Nusakambangan di daerah Selok Jero Nusakambangan Cilacap
Di balik seramnya nama Pulau Nusakambangan sebagai penjara bagi narapidana kelas kakap, tersembunyi keindahan alam yang tiada tara. Mungkin hanya pulau Nusakambanganlah satu-satunya pulau yang masih memiliki hutan rimba tropis alami yang letaknya paling dekat dengan pulau Jawa. Namun sayang karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab, hutan ini rusak parah. Bahkan sebagaian besar telah berubah menjadi savana.
Romo Carolus menjelaskan program konservasi sudah dilakukan oleh YSBS di pulau Nusakambangan sejak sejak 2009. Tujuannya adalah untuk pengembalian ekosistem asli di pulau Nusakambangan yang merupakan paru-paru Cilacap. Program terakhir adalah konservasi di daerah Selok Jero wilayah ujung barat Nusakambangan dengan model pemberdayaan masayarakat lokal pada 2011.
Penghijauan Nusakambangan bukanlah perkara mudah, sudah dicoba 3 strategi yang berbeda namun belum berhasil dengan maksimal. Pada proyek pertama awal 2009, pembibitan dilakukan di luar Pulau Nusakambangan. Ternyata metode ini tidak efisien karena biaya tinggi untuk pengangkutan bibit dan resiko bibit mati sebelum ditanam.
Proyek kedua strategi dirubah, penyemaian dilakukan di Klaces Nusakambangan dengan melibatkan keluarga-keluarga di sana. Setiap keluarga mendapat benih untuk disemai dan setelah cukup besar bibit tersebut dibeli untuk ditanam di aeral penghijauan. Selain menyemai dan menanam keluarga tersebut masih harus merawat pohon selama 6 bulan dan untuk mereka mendapat upah dari YSBS.
Penghijauan ini membutuhan dana yang besar maka harus dipikirkan bagaimana dana bisa di dapat tanpa mengharapkan bantuan dari luar. Strategi yang pernah dicoba adalah mengadakan penanaman campur antara tanaman produktif dan pohon asli. Maksudnya hasil dari tanaman produktif tersebut bisa dipanen dan dijual. Hasilnya akan dibagai tiga, 45% untuk upah penanaman dan perawat pohon, 10% untuk Lapas, dan 45% untuk biaya reboisasi selanjutnya. Namun ada kendala karena berbenturan dengan aturan kehutanan yaitu pohon yang ditanam di daerah konservasi tidak boleh ditebang sehingga strartegi macet.
Maka dibuatlah strategi lainnya oleh Romo Carolus. Maka sejak awal tahun 2011, 250 petani di daerah Selokrejo, Indralaya, di bagian barat Pulau Nusakambangan, dibina oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera untuk ikut terlibat aktif dalam reboisasi hutan Pulau Nusakambangan. Semula mereka sering dianggap sebagai “petani liar” di Pulau Nusakambangan sehingga sering diusir, diancam, dan diperlakukan secara lancar oleh pihak tertentu. Berkat pendampingan YSBS yang menerapkan model “win-win solution”, para petani diberdayakan untuk aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan prorgam penghijauan di Nusakambangan. Setiap petani diberi kepercayaan atas 1 Ha tanah di Pulau Nusakambangan, dimana mereka dapat bercocok tanan padi dan palawija. Sambil menanam dan memelihara pohon-pohon asli dengan sistem yang disebut “tumpang sari”.
Dari segi biaya strategi ini paling murah, YSBS hanya memberi benih untuk ditanan, dan untuk satu hektar lahan konservasi petani dijanjikan mendapat hadiah Rp 1.000.000 jika pohon asli yang ditanam tumbuh subur pada akhir proyek. Setelah itu mereka akan dipindahkan ke lokasi kritis yang baru dengan ketentuan yang sama.
Dengan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan tersebuut diharapkan proses reboisasi di Nusakambangan dapat membuahkan hasil yang baik, di mana ekosistem asil dapat segera terbentuk kembali sehingga flora dan fauna di Nusakmabangan dalam hidup dengan baik. Selain itu reboisassi pulau Nusakambangan dapat menyerap racun dan polusi udara di atas kota Cilacap.
Program penghijauan YSBS merupakan implementasi dari Program Penanaman 1 Milyar Pohon untuk Dunia yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia berkaitan dengan Global Warming. Maka penghijauan di Nusakambangan merupakan bukti kepedulian YSBS terhadap keberlangsungan kehidupan di dunia ini.
Untuk penghijauan Nusakambangan YSBS menyediakan berbagai macam biji serta bibit pohon-pohon asli yang sebgaian telah disemai di daerah persemaian Klaces dan Selokrejo, Kecamatan Kampunglaut.
Bapak Sagimin yang mewakili warga Indralaya menenegaskan bahwa mereka datang ke Indralaya semata-mata karena desakan untuk mempertahankan hidup. Sebagai orang kecil mereka tidak mampu bersaing dengan pemilik modal sehingga tersingkir ke Indralaya. Mereka juga berjanji dengan senang hati dan setia mengikuti program pemerintahan menghijaukan kembali Nusakambangan asalkan mereka diijinkan dan dilindungi keamanaannya selama menggarap lahan di Nusakambangan.
Gambar 1 menunjukkan daerah yang telah ditutupi oleh tanaman asli dari pulau. Dengan perawatan yang tepat tanaman tumbuh dengan baik dan sehat
Gambar 2 dan 3 menunjukkan proses pembenihan di Base Camp dari Koordinator Proyek Penghijauan
Gambar 4-8 menunjukkan bibit di daerah pemukiman sebelah gubuk mereka
Gambar 9 menunjukkan tanaman asli di antara tanaman sayur dan pohon buah
Gambar 10 menunjukkan tanaman asli yang masih muda setelah tanaman sayuran sudah dipanen
Gambar 11 menunjukkan “Palawija” yang tumbuh sangat baik dan memberikan petani jalan keluar yang sukses untuk menghadapi masalah selama kegagaln Papi Gogo
Gambar 12-14 menunjukkan hasil panen dari jagung dan biji-bijian
Gambar 15 menunjukkan petunjuk untuk orang-orang yang bukan pekerja di Pulau Nusakambangan
Gambar 16 menunjukkan tanaman asli yang masih muda (dirawat agar tumbuh dengan baik)
Gambar 17 menunjukkan Pak Memet dan pekerja Lapas bertukar nomor telepon untuk berkomunikasi jika ada ancaman atau tindak kriminal yang terjadi
Gambar 18 menunjukkan pertemuan dengan Petugas Lapas Batu Nusakambangan
Gambar 19 menunjukkan pertemuan antara Romo Carolus dengan Petugas Lapas Batu Nusakambangan untuk berdiskusi tentang koordinasi dengan petani untuk menangkap pencuri kayu. satu kelompok sudah tertangkap dan menunggu proses pengadilan
Gambar 20 dan 21 menunjukkan tanah yang sudah siap untuk ditanami dengan tanaman asli
LOKASI : Kawasan Selokjero di Pulau Nusakambangan
TUJUAN : Mengembalikkan hutan Nusakambangan pada ekosistem asli sehingga mampu memberikan kontribusi pada pencegahan bahaya Global Warming
Prioritas Tanaman :
Tanaman/pohon-pohon asli Nusakambangan dan tanaman buah petik.
Strategi :
Pengorganisasian dan pemberdayaan warga pendatang di daerah penghijauan.
Sistem Penanaman :
Demi keberlanjutan dan keberhasilan proyek dipilih sistem tumpangsari
Penyandang Dana :
Trocaire dan Misean Cara dari Irlandia
Legalitas :
Kegiatan ini dilaksanakan atas MOU antara Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM dengan Yayasan Sosial Bina Sejahtera, Cilacap. (No. WUM. 01.10-323 tanggal 7 April 2010)
Peresmian :
Proyek ini diresmikan oleh Ibu Wakil Gubernur Jateng, Ibu Rustriningsih di dampingi oleh Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Jateng, Bpk. Chairudin Jarus, pada tanggal 1 Maret 2011
Pembibitan :
Bibit tanaman asli diperoleh dengan mencari dari hutan lindung, bibit tanaman lain dan tanaman buah petik dari biji yang dibeli atau sumbangan umat. Biji-biji itu disemai dekat gubug-gubug pekerja, demi memudahkan pemeliharaan dan pengangkutan ke lokasi tanam.
Hasil :
- ± 60% wilayah proyek sudah tertutup oleh tanaman baru.
- Para pekerja sudah dapat menikmati panen dari tanaman tumpangsari yaitu : Padi, Jagung, pisang dll
- Setelah hutan jadi, petani pekerja tak boleh lagi menanam tumpang sari dan harus meninggalkan Nusakambangan
Bibit-bibit tanaman yang sedang dipersiapkan
Persiapan menuju Nusakambangan menggunakan kapal compreng
Petugas sedang memberi instruksi ke warga Nusakambangan
Laporan Kegiatan Penghijauan Nusakambangan
Related Projects
Leave a reply
Your email address will not be published. Fields marked * are mandatory.
Comments
No Comments