Sosial Karitatif

Project Details
Date: Apr 16 2025
Category:
Author:
Skills: Rotary Cilacap, Rotary International
Comments: 0
Tags: Cilacap, Gandrungmangu, Kawunganten, Majenang
Project URL: View Project
Share this:
Description

Seperti tersebut dalam visi Yayasan Sosial Bina Sejahtera, “Mimpi yang indah di mana semua pihak di Indonesia memperjuangkan kesejahteraan dalam segala hal, untuk bangsa Indonesia umumnya dan untuk golongan lemah dan miskin khususnya.”, maka kegiatan sosial karikatif inilah sebagai wujud nyata dari visi YSBS.

Memperjuangkan kesejahteraan dalam segala hal

Tentu kesejahteraan bagi semua pihak, artinya baik orang yang sehat lahiriah maupun yang cacat lahiriah.

Dalam kehidupan masyarakat sekitar kita kadang-kadang menemukan sosok anak balita yang terlahir cacat, anak-anak remaja, orang dewasa yang karena suatu hal menjadi cacat. Kecacatan ini dapat menimpa baik wanita maupun pria.

Pengurus Yayasan kadang kedatangan atau menerima tamu yang ingin berkonsultasi tentang keluarganya, kesehatan anaknya, kesehatannya sendiri.

Beberapa kasus yang kami bantu mencarikan pengobatan / perawatan antara lain:

  1. Penderita tuna daksa, kami mencarikan kaki palsu
  2. Tumor, kami bantu untuk operasi
  3. Balita lumpuh, kamu bantu untuk terapi

Untuk dapat mencari solusi bagi mereka-mereka yang membutuhkan pertolongan, Yayasan bekerja sama dengan Yayasan yang bekerja di bidang sosial antara lain:

  1. Yayasan Sinar Pelangi di Jakarta
  2. Yayasan Citra Baru di Jakarta
  3. Yayasan Tuna Daksa di Jakarta
  4. Yakkum di Yogyakarta

Berikut ini ada beberapa cerita tentang kegiatan sosial karikatif yang pernah dilakukan oleh Yayasan Sosial Bina Sejahtera, berbagi kasih untuk sesama.

SAYEKTI BINTI SUNARTO

Sayekti berasal dari keluarga kurang mampu, bapaknya hanya bekerja sebagai  penderes, mengambil nira dari pohon kelapa di desa Bulupayung Gandrungmangu Cilacap. Kelahiran Sayekti tentu saja disambut gembira oleh orang tuanya, namun sayang ada ‘kekurangan’ pada Sayekti kecil. Ada benjolan sebesar buah terong di atas hidung, di antara mata Sayekti, sehingga Sayekti kecil mendapat julukan ‘Balita Bebelalai’.

Pada usia 21 hari dengan bantuan Yayasan Sosial Bina Sejahtera, Sayekti dibawa ke ke Rumah Sakit Elisabeth Purwokerto. Dokter merekomendasi agar Sayekti lebih baik dibawa pulang dulu karena masih terlalu kecil, dan disarankan untuk kembali lagi setelah usia 3 (tiga) bulan. Setelah diperiksa oleh dokter, Sayekti direkomendasikan agar dioperasi di Jakarta.

Yayasan Sosial Bina Sejahtera menghubungi sebuah yayasan di Jakarta yang bersedia membantu yaitu Yayasan Citra Baru. Akhirnya Sayekti bersama ibunya berangkat ke Jakarta dan dioperasi di Rumah Sakit St. Carolus. Mereka tinggal selama 7 bulan di RS St. Carolus Jakarta.

Operasi Sayekti berjalan lancar dan ‘belalai’ Sayekti sudah hilang. Sesuai diagnosis dokter, benjolan tersebut berisi cairan yang berasal dari kepala. Sebagai penanganannya, Sayekti dibuatkan selang yang mengalirkan cairan tersebut ke kandung kemihnya. Setelah genap berusia 9 (sembilan) tahun Sayekti kontrol lagi dan dinyatakan sehat. Sekarang Sayekti telah menyelesaikan pendidikan SMP, oleh orang tuanya dia diminta untuk berjualan.

        Sayekti sebelum operasi            Sayekti setelah operasi          

CCF05042016_00006 CCF05042016_00006 - Copy

    Sayekti sekarang

    CCF05042016_00007

 

DESTA ANJAR PRASETYA

Pasangan Tri Karyanto dan Tarmini tinggal di desa Sidasari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap, sangat berbahagia menyambut kelahiran anak kedua mereka Desta Anjar Prasetyo. Tepatnya tanggal 4 Desember 1997 Desta lahir ke dunia, namun ada kelainan pada kelaminnya yang biasa disebut sebagai kelamin ganda. Untuk air urinenya keluar lewat kelamin perempuan (vagina).

Pada usia 11 tahun, sekitar tahun 2008, orang tua Desta berupaya melakukan pengobatan untuk anaknya, dalam hal ini adalah operasi. Awal mulanya Desta diperiksa di Puskesmas Cipari lalu dirujuk ke RSU Cilacap dan RS Dr. Karyadi Semarang dengan diagnosa awal kelainan kongenital. Pihak RS Dr. Karyadi Semarang menyarankan untuk dilakukan operasi, namun kendala dana menjadi masalah karena kondisi ekonomi keluarga Desta.

Orang tua Desta pun tidak menyerah dan berusah membuat Askeskin (jaminan kesehatan untuk kalangan miskin) sehingga bisa mengurangi biaya operasi. Saat mengurus surat untuk keterangan tidak mampu, orang tua Desta mengalami kendala di tingkat Kecamatan. Pendidikan Bapak Desta, Tri Karyanto yang sampai D4 setara dengan S1 dianggap mampu, padahal dia hanya seorang guru honorer di SMP PGRI di Caruy Kecamanatan Cipari Cilacap dan belum menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Akhirnya pihak Yayasan Sosial Bina Sejahtera ikut membantu mencarikan solusi bagi Desta dengan menghubungi yayasan di Jakarta yang bersedia membantu, yaitu Yayasan Sinar Pelangi. Cek awal yang dilakukan di RS St. Carolus  Jakarta menyatakan bahwa secara genetika Desta adalah laki-laki. Setelah sempat pulang ke Cilacap karena menjelang hari Idul Fitri, operasi untuk Desta dilakukan dan dinyatakan berhasil. Sampai sekarang Desta bisa hidup normal layaknya anak laki-laki lainnya.

 

MUHAMMAD SARIFUDIN

Muhammad Sarifudin, anak dari pasangan Khariri dan Tursini dari desa Karangbawang Kawunganten Cilacap, terlahir normal dengan kondisi yang sehat. Namun sayang, saat masih kecil terjadi ‘kecelakaan’ yang menyebabkan kaki kirinya cacat. Saat itu Sarifudin sedang digendong oleh kakak perempuannya yang sedang membuat adonan gula jawa. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya dan bagaimana awal kejadiannya, tiba-tiba Sarifudin kecil jatuh ke dalam belanga berisi adonan gula jawa yang sangat panas itu. Maka saat diselamatkan, ternyata kaki kirinya mengalami luka parah. Setelah diobati di RSUD Cilacap, kaki Sarifudin hanya bisa diselamatkan dari paha sampai lutut kiri saja, sedangkan dari lutut sampai telapak kaki membengkok ke arah belakang.

Pada tahun 2013 Sarifudin bersekolah di SMP Yos Sudarso Kawunganten, salah satu sekolah yang masuk ke dalam Yayasan Sosial Bina Sejahtera. Untuk alat bantu gerak, Sarifudin hanya menggunakan tongkat kecil dari kayu biasa. Keadaan tersebut diketahui pihak sekolah dan YSBS. Pak Saptadi dari YSBS mencoba untuk memberikan bantuan untuk Sarifudin. Lalu pihak sekolah dan YSBS memberi bantuan berupa tongkat/kruk.

Pada awal 2014, Sarifudin dibawa ke Yakkum Yogykarta untuk mendapatkan pengobatan dan alat bantu. Berdasar rekomendasi dari dr. Jodhy M, Sp.OT di Cilacap, pihak Yakkum Yogyakarta membawa Sarifudin untuk dioperasi di RS Soeharso Solo. Tindakan yang dilakukan adalah operasi amputasi dari lutut ke bawah.

Pihak Yakkum Yogyakarta dan Yayasan Peduli Tuna Daksa Jakarta memberikan bantuan berupa kaki palsu untuk Sarifudin. Kini Sarifudin kembali bisa beraktivitas dengan baik tentunya dengan bantuan berupa kaki palsu tersebut.

Sarifudin sebelum operasi          Sarifudin sebelum operasi

K640_CCF05042016_00003 - CopyK640_CCF05042016_00004

   Sarifudin setelah mendapat kaki palsu

  K640_CCF05042016_00005

 

RAHMA FAUZIA

Sayang sekali Rahma Fauzia tidak bisa beraktivitas seperti anak perempuan lainnya. Penyakit polio yang diderita Rahma membuat fungsi gerak terutama pada bagian kaki tidak optimal. Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan gejalanya bisa menimbulkan kelimpuhan atau lumpuh layu.

Di rumah sederhana tepatnya di Jl. Delima RT 02 Rw 02 Jeruklegi Wetan Cilacap, Rahma, dan orang tuanya yaitu Darto dan Cici tinggal di sana. Bapak dari Rahma hanya seorang tukang ojek, sehingga penghasilannya tidak mencukupi untuk membantu terapi bagi Rahma. Yayasan Sosial Bina Sejahtera yang salah satu programnya bergerak di bidang sosial juga menangani beberapa anak yang menderita polio, Rahma merupakan salah satunya. Rahma ditangani oleh sebuah yayasan yang memang bergerak di bidang kesehatan khususnya penanganan terapi dan rehabilitasi untuk para penyandang disabilitas yaitu Yakkum Yogyakarta.

Beberapa minggu di Yakkum dihabiskan Rahma untuk mendapat terapi berupa fisioterapi. Selain itu mereka juga mendapat beberapa alat bantu antara lain ‘sepatu’, kursi roda, dan tongkat.

Rahma yang pada 2016 ini berusia sekitar 12 tahun sudah tidak bersekolah lagi di SLB. Hal ini sangat disayangkan karena jika tidak bersekolah maka akan berdampak besar pada kehidupan Rahma selanjutnya. Maka pihak YSBS menyarankan Rahma selain mendapat terapi juga mengikuti program ketrampilan yang ada di Yakkum Yogyakarta.

Program ketrampilan yang diajarkan di Yakkum akan disesuaikan dengan kemapuan Rahma. Tangan Rahma masih bisa berfungsi dan bergerak dengan normal, maka ketrampilan yang menggunakan tangan, misalnya membatik, membuat kerajinan dari kain perca, dsb bisa diajarkan untuk Rahma. Program ini harus mendapat persetujuan dari orang tua Rahma karena waktu yang dibutuhkan cukup lama, minimal 6 bulan. Tapi dengan modal ketrampilan tersbut akan membuat masa depan Rahma lebih terjamin, dan tentunya akan menambah rasa percaya dirinya untuk bersosial dan bermasyarakat.

 K1600_IMG_6673 K640_IMG_6657

YULIE AMELIA

Nasib yang tidak jauh berbeda dengan Rahma Fauzia menimpa Yulie Amelia. Amel panggilan akrabnya, juga positif menderita polio yang menyerang kedua kakinya. Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan gejalanya bisa menimbulkan kelimpuhan atau lumpuh layu.

Amel merupakan anak dari Rosid dan Sariem yang tinggal di daerah Jeruklegi. Bapak Amel hanyalah seorang tukang ojek, sehingga pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Pada 2016, Amel masih bersekolah di kelas SD LB di Gumilir Cilacap.

Yayasan Sosial Bina Sejahtera memberi perhatian khusus untuk Amel dan membawanya untuk terapi dan rehabilitasi di Yakkum Yogyakarta. Beberapa minggu di Yakkum dihabiskan Amel untuk mendapat terapi berupa fisioterapi. Selain itu mereka juga mendapat beberapa alat bantu antara lain ‘sepatu’, kursi roda, dan tongkat.

Sekarang Amel masih melanjutkan proses terapinya, pada pertengahan April 2016 ini, Amel akan kembali ke Yakkum Yogyakarta. Karena masih dalam masa pertumbuhan, maka perlu Amel perlu mendapat ‘sepatu’ baru. Seiring bertumbuh dan bertambah tinggi, maka alat bantu gerak, khususnya ‘sepatu’ tersebut sudah tidak muat lagi karena terlalu kecil dan terlalu pendek dan perlu dibuatkan yang baru. Namun berkat alat bantu tersebut, Amel bisa bergerak lebih mudah dan nyaman. Tentu saja senyuman lebih sering menghiasi wajah Amel karena sekarang Amel merasa lebih terbantu.

K640_IMG_6636  K1600_IMG_6639

 

ADITYA PRASETYO

Aditya Prasetyo merupakan anak kedua dari pasangan Narto dan Darsiti dari desa Jenang Majenang Cilacap, tepatnya lahir pada tanggal 13 Maret 2008. Aditya terlahir normal seperti bayi lainnya, namun saat usia 1 minggu, dia mengalami masalah pada kedua kakinya, yaitu kakinya mengecil dan lemas sehingga tidak bisa berjalan dan beraktivitas layaknya anak seusianya.

Aditya sudah diperiksa oleh tim dokter dari Provinsi Jawa Tengah di Kecamatan Majenang dengan rekomendasi terapi di RSUD Majenang.

Setelah itu Aditya dengan bantuan YSBS mendapatkan perhatian khusus dari Yakkum Yogyakarta untuk terapi dan mendapatkan alat bantu. Namun sayang kedua orang tuanya tidak setuju dan tidak bersedia menerima program terapi dan alat bantu dari Yakkum. Padahal dari pihak Yakkum sangat bersedia untuk membantu dan memberi terapi untuk Aditya, mengingat usianya yang masih kecil sehingga bisa lebih baik hasil terapinya.

CCF05042016_00001 

 

SILVIA

Pada awal 2016, Silvia yang bersekolah di SMP Maria Immaculata Cilacap, mendapatkan kesempatan untuk terapi di Yakkum Yogyakarta. Proses kelahiran Silvia mengalami kendala shingga sejak kecil dia mengalami lemas dan pengecilan di tangan kiri.

Dengan bantuan dari YSBS, Silvia dibawa ke Yakkum Yogyakarta. Selama di Yakkum Yogyakarta, kurang lebih 3 minggu, Silvia ditemani oleh ibunya melakukan terapi untuk tangan kirinya dan mendapatkan alat bantu. Kini Silvia semakin percaya diri dan tentunya bisa beraktivitas dengan lebih baik karena mendapatkan alat bantu gerak tersebut.

K640_CCF05042016_00000 - Copy K640_CCF05042016_00000 

 

SAMIYATI

Samiyati merupakan warga Sidamukti, Patimuan, Cilacap yang mengadu nasib di Jakarta. Dia hanya mengenyam pendidikan sampai jenjang SMP. Saat Samiyati bekerja sebagai PRT di Jakarta, sebuah kecelakaan terjadi yaitu tabrak lari dan menyebabkan kaki kanannya terluka parah dan harus diamputasi.

Pada April 2009, YSBS mencoba membantu Samiyati dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan kaki palsu (Prothese). Ternyata Yayasan Shadu Vaswani Center Jakarta bersedia membantu.

Setelah itu, Samiyati mendapat pendidikan dan pelatihan ketrampilan khusus untuk penyandang tuna daksa di Yayasan Sinar Pelangi. Sampai sekarang, Samiyati masih bekerja di yayasan tersebut.

Kabar terbaru, Amy, panggilan akrabnya berhasil menjadi salah satu atlet di NPC DKI, yang merupakan organisasi bagi atlit penyandang cacat (paralympia)  DKI Jakarta. Prestasi terakhir, Amy berhasil meraih juara I di cabang 100m untuk balap kursi roda sehingga mendapat kesempatan emas untuk bertanding di PON khusus penyandang cacat.

K640_CCF05042016_00002

Related Projects

Comments

    No Comments

Leave a reply

Your email address will not be published. Fields marked * are mandatory.