Kindermissionswerk

Sejak 56 tahun “Kindermissionswerk“ merupakan organisasi sosial dari “Sternsinger,“ nama “Sternsinger“ sendiri disandang “Kindersmissionwerk“ sejak tahun 1998.

“Sternsinger“ adalah gabungan dari sekitar 330.000 anak-anak perempuan dan laki-laki, yang pada setiap hari raya Tiga Raja dari Timur (Epifani) di tengah salju dan dingin dalam jubah raja mereka,  pergi berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengantarkan berkat Tuhan kepada orang-orang dan mengumpulkan uang bagi anak-anak yang membutuhkan.

“Sternsinger“ juga merupakan organisasi sosial dibelakang aktivitas ini, yang mengupayakan agar sumbangan yang dipercayakan kepada para Sternsinger sampai kepada semua anak di seluruh dunia  yang membutuhkan melalui program-program bantuan yang kompeten.

“Sternsinger“ adalah juga ratusan anak dan orang dewasa, yang sepanjang tahun dengan dedikasi mereka dalam kerja gerejawi tidak hanya membawa dampak bagi Jerman tetapi juga memperjuangkan damai dan keadilan bagi semua anak di seluruh dunia.

(diterjemahkan dari https://www.sternsinger.de/ueber-uns/wer-wir-sind/)

Kindermissionswerk merupakan sebuah lembaga donor yang ikut membantu Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), secara khusus lebih ke program pendidikan dan anak-anak.

Beberapa program yang merupakan kerjasama antara YSBS dan Kindermissionwerk antara lain:

  1. Perbaikan sarana dan prasarana 7 sekolah dan 1 asrama (2010)
  2. Bantuan untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap (2012)

Perbaikan sarana dan prasarana 7 sekolah dan 1 asrama (2010)

  • TK Yos Sudarso Majenang: perbaikan 20 jendela di 5 ruang kelas
  • TK Pius Sidareja: membangun kembali tembok pagar sepanjang 24 meter persegi yang sudah roboh, mengecat tembok 2 ruang kelas, mengecat eternit 2 ruangan kelas, mengecat alat-alat permainan edukatif TK
  • SD Pius Sidareja: mengganti plafon 7 ruang kelas, mengecat tembok 7 ruang kelas, mengecat eternit 7 ruang kelas, mengecat pintu jendela 7 ruang kelas
  • TK Yos Sudarso Gandrungmangu: memperbaiki lisplang sepanjang 108 meter, mengganti plafon yang rusak sepanjang 24 meter, mengganti 50 lembar asbes, memperbaiki 7 pintu dan 32 jendela ruang kelas, memperbaiki 5 WC (pintu, plafon, lisplang, dan mengecat)
  • Asrama Cisumur: mengganti eternit sepanjang 70 meter, mengganti plafon sepanjang 7o meter, mengganti asbes sepanjang 70 meter, mengganti 6 pintu dan 12 jendela
  • TK Maria Immaculata: memperbaiki ruang dapur seluas 15 meter persegi (asbes, keramik, pasir, batu, plafon), memperbaiki ruang aula seluas 45 meter persegi (asbes, keramik, pasri, batu, plafon), perbaikan gudang seluas 5 meter persegi (asbes, keramik, pasir, batu, plafon)
  • SD Maria Immaculata: membangun laboratorium IPA seluas 100 meter persegi
  • TK Yos Sudarso Kroya: perbaikan ruangan warung menjadi dapur dan gudang seluas 12 meter persegi

Bantuan untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap (mulai 2012)

Program bantuan untuk sekolah inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Meskipun belum ada survey resmi, dapat dipastikan bahwa jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Kabupaten Cilacap cukup tinggi. DI TK dan SD Maria Immaculata pada tahun 2011 terdapat 33 anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan rincian di TK 13 anak, dan di SD 20 anak (Statistik sekolah YSBS 2011).

Di Kabupaten Cilacap, sampai 2009, hanya TK dan SD Maria Immaculata (YSBS) yang bersedia menerima ABK dan memberikan pelayanan khusus bagi anak-anak tersebut. Sejak tahun 2010 Al-Irsyad (sekolah milik Islam) juga mulai menerima ABK di sekolah mereka.

Kebanyakan sekolah enggan menerima ABK disebabkan antara lain:

  • Khawatir bahwa ABK akan memberatkan sekolah ketika sekolah harus bersaing mengejar prestasi untuk yang dipakai menaikkan daya jual sekolah
  • Pemerintah belum memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan ABK
  • Sekolah tidak memiliki tenaga (guru) dan fasilitas khusus untuk ABK
  • Pandangan bahwa ABK hanya (harus) dididik di SLB

Sekolah-sekolah milik YSBS (TK, SD, SMP, SMA, SMK) menekankan pendidikan karakter. Pendidikan karakter diberikan melalui berbagai program pendidikan, terutama melaui teladan para guru dan seluruh staff di sekolah. Pendidikan karakter juga dijalankan melalui berbagai kegiatan pengembangan rasa percaya diri serta penghargaan pada pluralitas. Untuk itu anak-anak sekolah dilatih untuk menghargai prestasi dan menerima kegagalan secara positif, menghargai orang lain di sekolah, termasuk mengahargai ABK di sekolah.

Pendidikan religiusitas (agama) sangat penting di sekolah untuk membangun iman anak-anak. Pendidikan relegiusitas diarahkan pada penemuan keindahan Allah yang nampak dalam keragaman ciptaan, budaya, dan keyakinan agama. Dengan demikian anak akan berkembang dalam iman dan mampu menghargai seluruh ciptaan Tuhan, termasuk menghargai perbedaan.

Selain kegiatan formal. TK, SD, dan SMP YSBS juga diadakan:

  • Latihan tari, lukis, drumband
  • Workshop, seminar
  • Pengorganisasian waktu luang anak
  • Pertemuan rutin orang tua untuk kepentingan anak

TK, SD, dan SMP Maria Immaculata telah menerima Rekomendasi Sekolah Inklusi dari Dinas Pendidikan. Saat ini YSBS sedang mempersiapkan TK, SD, dan SMP milik YSBS lain untuk menjadi sekolah inklusi.

Pelatihan dan studi lanjut yang sudah diberikan untuk para guru:

  • Studi lanjut bagi beberapa guru yang belum S1
  • Pelatihan membuat dan menggunakan media elektronik untuk pengajaran
  • Workshop untuk sekolah inklusi

Kesulitan yang dihadapi antara lain:

  • Fasilitas sekolah yang mendukung untuk sekolah inklusi sangat minim
  • Tidak tersedia dana yang cukup untuk pengadaan fasilitas sekolah inklusi

Pengembangan Fasilitas Sekolah Inklusi

Pengembangan fasilitas sekolah (infrastruktur) meliputi pembangunan ruang kelas dan pengadaan fasilitas belajar untuk sekolah inklusi milik YSBS yaitu:

  • pembuatan ruang kelas khusus untuk ABK, pada tahap awal setiap sekolah minimal memiliki sebuah ruangan khusus untuk ABK
  • penyedian alat belajar dan bermain untuk ABK
  • pembangunan pagar keliling untuk sekolah untuk pengamanan.

Tujuan pengembangan fasilitas:

  • seluruh ABK di sekolah YSBS mendapat pelayanan pendidikan secara maksimal dan berkualitas karena kecukupan fasilitas sekolah
  • siswa lain (umum) dapat belajar nilai-nilai positif (EQ) seperti solidaritas, menghargai, peka, dan toleransi sehingga karakter anak dapat berkembang secara maksimal
  • sekolah YSBS dapat menjadi sekolah percontohan dan multiplikator bagi sekolah lain sehingga semakin banyak sekolah inklusi di Kabupaten Cilacap

Program yang dilakukan meliputi

  1. Infrastuktur: pembangunan kelas khusus untuk ABK lengkap dengan dapur dan KM/WC, penyediaan alat bermain dan belajar bagi ABK, pembangunan pagar pengaman keliling sekolah
  2. Sumber Daya Manusia: intensive dan comprehensive training/workshop
  • Soft skill: IQ, EQ, SQ
  • Hard skill:
  • Mengenal sekolah inklusi (untuk semua karyawan)
  • Manajemen sekolah inklusi (untuk kepala sekolah dan wakil)
  • Assesment ABK (untuk guru ABK)
  • Psikologi untuk ABK (untuk guru ABK)
  • Pedagogi untuk ABK (untuk guru ABK)
  • Pembuatan, penggunaan metode dan media belajar kreatif untuk semua karyawan)
  • Therapeutik untuk ABK (untuk guru ABK)
  • P3K

Berikut foto proses pembangungan infrastruktur penunjang untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap

?
?
?

Berikut foto bangunan infrastruktur penunjang untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap yang sudah jadi (April 2016)

K640_1
K640_2
K640_3

Berikut foto bagian dalam bangunan infrastruktur penunjang untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap yang sudah jadi (April 2016)

K640_4
K640_5
K640_6

Pengembangan kompentensi dan profesionalitas guru-guru sekolah inklusi untuk TK, SD, dan SMP YSBS

Agar penyelenggaraan sekolah inklusi dapat berjalan dengan baik sehingga memberi manfaat bagi ABK, maka sangat perlu pengetahuan, ketrampilan atau kompetensi yang cukup tentang sekolah inklusi dari semua stake holder yang terlibat di sekolah yaitu kepala sekolah, para guru, orang tua, dan masyarakat.

Karena TK, SD, dan SMP YSBS adalah sekolah inklusi maka YSBS menilai sangat mendasar dilakukan kegiatan pengembangan profesionalitas dan kompetensi semua stake holder ( kepala sekolah, para guru, orang tua ABK) di sekolah-sekolah tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk:

  • Semimar dan lokakarya tentang sekolah inklusi
  • Pelatihan bagi Kepala Sekolah tentang manjemen sekolah inklusi
  • Pelatihan bagi guru pengasuh ABK
  • Pelatihan bagi orang tua ABK

Kegiatan ini juga bekerjasama dengan beberapa universitas dan dinas serta lembaga yang terkait antara lain:

  • Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada
  • Fakultas Pendidikan Universitas Sanata Dharma
  • Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
  • Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap
  • Dinas Pendidikan Kabupaten Cilacap
  • Dll

Program-program yang dilaksanakan antara lain:

  • Seminar sekolah inklusi
  • Lokakarya sekolah inklusi
  • Comprehensive training untuk kepala sekolah inklusi
  • Comprehensive training untuk gur pengasuh ABK dan orang tua ABK di sekolah inklusi

Laporan Kegiatan Program Inklusi SD Maria Immaculata Juli – November 2013

Magang di SLB Negeri Semarag yang dilaksanakan pada 21-31 Juli 2013

Hari pertama, pengamatan pada kelas tunagrahita

  • Anak tunagrahita lebih ditekankan pada pendidikan perilakunya
  • Tidak boleh memaksakan anak untuk mengerjakan tugas sesuai dnegan target guru, melainkan sesuai kemampuan anak
  • Setiap anak diberikan penanganan yang berbeda sesuai kebutuhan anak
  • Untuk materi pelajaran tidak sesuai dengan usia anak pada umumnya
  • Kurikulum yang digunakan fleksibel, tidak ada patokan yang memaksa, namun disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak
  • Banyak menggunakan alat peraga agar anak tidak mudah bosan

Hari kedua, pengamatan pada kelas tunarugu

  • Anak tunarungu lebih ditekankan pada kebiasaan membaca bibir saat orang berbicara, tetapi tidak menjadi hal utama pada usia dini menggunakan bahasa isyarat
  • Menanamkan konsep materi pekajaran sesuai dengan kebutuhan anak disetai dengan alat peraga sehingga anka mudah memahami konsep pelajaran yang diberikan
  • Tingkat kecurigaan anak tunarungu sangat tinggi karena tidak bisa menangkap pembicaraan orang pada umumnya
  • Penggunaan bahasa oral agar tidak tergantung dengan bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar
  • Anak tunarungu kelas besar juga dilakukan penanaman kreatifitas seperti kerajinan flanel, kerajinan craft yang hasil penjualan dan keuntungannya untuk pada siswa
  • Pembiasaan penggunaan huruf tegak bersambung untuk melatih gerak motoriknya

Hari ketiga, pengamatan pada kelas tunanetra

  • Anak tunanetra lebih ditekankan pada penggunaan media berupa benda nyata agar dapat menggunakan indra peraba dan ada gambaran nyata saat materi yang diajarkan (alat peraga)
  • Anak low vision untuk menulis menggunkan huruf awas (huruf biasa) tetapi untuk anak yang tidak bisa melihat sama sekali menggunakan huruf braille, alat yang digunakan reglet dan pen
  • Metode pembelajaran anak tunanetra tidak dapat serius, melain belajar diselingi dengan musik (terapi musik)
  • Di kelas kecil dilakukan pengenalan macam-macam tekstur permukaan benda dalam proses pembelajaran sebelum melakukan pengenalan papan baca dan reglet
  • Pada kelas kecil tunanetra dilakukan pengklasifikasan antara anak tunanetra murni dan yang memiliki ketunaan ganda untuk memudahkan pengarahan dan penanganan anak di kelas besar

Hari keempat, pengamatan pada kelas tunadaksa

  • Penyampaian materi pembelajaran pada anak tunadaksa berbea-beda ada yang lebih ditekankan pada tanya jawab jika kondisi fisimya tidak dapt berfungsi sama sekali
  • Anak tunadaksa murni penyampaian materi sesuai dengan usianya, sedangkan yang mempunyai 2 ketunaan (tundaksa dan tunagrahita) materi pembelajarannya berbeda
  • Anak tunadaksa untuk melatih motorik halusnya saat belajar disuruh memegang alat peraga hingga mampu menggerakkan tangannya
  • Materi yang diberikan untuk anak tunadaksa di kelas ini bersifat indiviudal karena kemampuan masing-masing anak sangat berbeda, anak tunadaksa murni mendapat materi sesuai dengan kurikulum umum
  • Penanganan awal untuk anak tunadaksa yaitu terapi (fisioterapi)

Hari kelima

  • Konsultasi dengan Bapak Ciptono mengenai anak hiperaktif dan tuna laras: orang tua harus ikut aktif dalam menangani anak secara insentif fi rumah dan berperan aktif mengikuti perkembangan anak saat belajar di sekolah; mengupayakan anak untuk mau diajak konsultasi kepada psikolog untuk menindaklanjuti secara berkesinambungan oleh orang tua, guru, dan psikolog sehingga dicapai hasil yang optimal
  • Berkunjung ke Balai Diksus (tempat terapi): tempat terapi yang dikunjungi yaitu terapi okupasi, terapi fisioterapi, terapi wicara, terapi sensori integrasi; pengamatan yang dilakukan melihat alat-alat tepi dan menanyakan cara penggunaanya, melihat proses terapi okupasi dan fisioterapi; durasi terapi 45-60 menit, 1 minggu 2xpertemuan
  • Mengamati anak tunarungu wicara membuat kreatifitas membatik cipratan mengamati tempat kreatifitas membuat kerajinan kayu seperti tusuk sate, kotak P3K

Hari keenam, pengamatan pesantren kilat dan ke ruang musik

  • Bagi yang beragama Islam, anak-anak diarahkan untuk pesantren kilat, Kegiatan ini dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan, kelasnya dibedakan sesuai dengan ketunaannya
  • Bagi yang beragama Kristen diarahkan untk ke ruang musik untuk ibadah, mengamati mereka dengan talentanya bermain alat musik drum, gitar, gendang, piano, menyanyi, mereka mempunyai semangat yang tinggi dan percaya diri saat menunjukkan talenta yang dimilikinya

Hari ketujuh, mengamati dan membuat batik hasil kreatifitas sendiri dan kreatifitas anak tunarungu

Hari kedelapan, pengamatan pada kelas autis

  • Menitikberatkan pada penanaman kepribadian dan ketrampilan agar bersosialisasi dengan orang lain di lingkungannya
  • Materi pada kelas ini bisa mengikuti materi pelajaran umum tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana
  • Pemberian penghargaan berupa pujian terhadap hal-hal positif yang mereka lakukan
  • Penekanan pada aspek kedisplinan dalam proses pembelajaran

Kesimpulan

Sekolah inklusi jika ingin mendirikan tempat terapi harus ada terapi khusus uang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai seorang terapis.

Anak-anak yang bersekolah di sekolah inklusi materi pembelajarannya tidak disesuaikan dengan usia anak pada umumnya melainkan pada kemampuan anak.

Anak-anak yang batas kemampuannya hanya pada usia 12 tahun, setelah itu diarahkan pada ketrampilan atau keratifitas sesuai minat dan bakat masing-masing.

Strategi mengelola kelas pada tiap anak berbeda, jika anak sedang tantrum guru membiarkan anak beberapa menit, hanya sesekalo memberikan kalimat penegasan agar tidak mengganggu teman lainnya.

Berikut foto beberapa peralatan untuk membantu proses belajar untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap

K640_8
K640_9
K640_10
K640_11
K640_7

    

Berikut foto beberapa alat terapi untuk kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap

K640_12
K640_13

Berikut foto kegiatan belajar di kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap

K640_14
K640_16
K640_17
K640_19

Berikut foto hasil karya siswa kelas inklusi di SD Maria Immaculata Cilacap

K640_20

Kerjasama dengan Biro Konsultasi Psikologi dan Pusat Kajia Perilaku Kusumowardhani

Sehubungan dengan diadakan kelas inklusi pada SD Maria Immaculata, Ibu Reni Kusumowardhani, M.Psi, Psikolog, selaku Konsultan Psikologi dan Pusat Kajian Perilaku bekerjasama dengan Pertamina Peduli ABK memberikan kuota 100 ABK pada sekolah tertentu untuk menyelenggarakan test psikologis bagi anak kelas 1 sebagai prioritas utama. SD Maria Immaculata mendapat kesempatan sebanyak 16 anak.

Selain kegiatan pendampingan dan asesmen bagi ABK, untuk menyentuh guru dan orang tua, sekolah juga bekerjasama dengan Biro Konsultasi Psikologi dan Pusat Kajia Perilaku Kusumowardhani dalam menyelenggarakan pelatihan sehari tentang “Pengenalan dan Penerapan Teknik Regulasi Emosi, Rutinitas, Aktivitas dan Sosisalisasi” bagi ABK. Kegiatan dilaksanakan tanggal 14 November 2013.