Aksi Pembalakan Liar – Tanaman Asli Terancam Punah
Cilacap, SATELIT POST – Puluhan kayu gelondongan ditemukan oleh belasan anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Pulau Nusakambangan saat digelar razia para pembalak liar di pulau penjara, Kamis (17/11). Kayu gelondongan yang sudah ditebang ini, keburu diketahui petugas sehingga belum bisa diangkut oleh para pembalak liar.
Kasatpol PP Kabupaten Cilacap, Ditiasa Pradipta SH MSi melalui Kasubdit Penindakan, Agus Marhaena SSos mengatakan, lokasi penjarahan yang dilakukan para pembalak liar berada di Kali Jati atau sebelah barat Nusakambangan. Kayu yang ditebang ini merupakan pohon asli pulau tersebut.
“Dugaan sementara, para pembalak liar berasal dari daerah Jawa Barat. Mereka masuk ke Nusakambangan melalui Karang Lenong. Ada sejumlah penduduk yang menempati pulau tersebut melihat orang-orang ini melintas sebelum melakukan pembalakan liar,” katanya.
Agus menambahkan, para pembalak liar ini sudah tidak ada di lokasi saat petugas datang. Hal ini dimungkinkan karena para pembalak ini justru bakal mengangkut kayu curian pada malam hari.
“Kita harus berjalan sejauh 5KM untuk sampai ke lolasi dari pintu masuk Selok Jero. Kayu-kayu yang sudah ditebang itu dibiarkan begitu saja. Belum sempat dipotongi. Kemungkinan akan dibuat balok,” ujarnya.
Meski berulangkali dilakukan razia, kata dia namun pembalakan di Pulau Nusakambangan masih saja terjadi. Hal ini disebabkan tidak adanya petugas yang stand by atau berjaga 24 jam di pulau tersebut. Tak hanya itu, faktor lainnya karena lokasi penjarahan jauh dari bangunan penjara sehingga sulit terdeteksi.
“Pembalakan ini tidak boleh dibirakan. Kalau setiap hari ada penebangan, dipastikan tanaman asli Nusakambangan bisa punah. Diperlukan peran serta semua pihak untuk mengawasi pulau penjara tersebut. Ke depan kita akan semakin menggencarkan razia agar tidak ada lagi pembalakan liar di pulau itu,” katanya. Diketahui, satu tanaman asli Nusakambangan adalah pohon Plalar hydraokarus fitoralis. Tanaman ini diburu karena kualitasnya bagus. Pohon Plalar hydraokarus fitoralis usia dewasa rata-rata memiliki diameter 50cm.
Ia mengatakan, saat ini sudah ada Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang peduli terhadap penghijauan pulau tersebut. Sejumlah orang dari YSBS yang ditempatkan di pulau tersebut untuk menanam pohon asli hutan Nusakambangan untuk melakukan penebangan kayu,” ujarnya.
Diketahui, ini bukan aksi pertama. Sebelumnya, penjarahan di Nusakambangan terkait pembalakan liar juga pernah terjadi/ pada November 2015, Satpol PP Cilacap juga menyita puluhan kayu gelondongan yang baru saja ditebang oleh para pembalak liar.
Puluhan batang kayu dengan panjang empat meter dan berdiameter 8 x 12 CM tersebut, kata dia, diamankan di wilayah Jengkolan atau ujung barat Nusakambangan. Lokasinya berada di atas bukit sehingga tidak ada orang yang mengetahui ketika mereka beraksi.
Ditengarai adanya pembalakan liar ini karena munculnya jalan ‘tikus’ di Nusakambangan. Jalan tersebut digunakan oleh orang tak bertanggungjawab untuk melakukan pembalakan liar.
Masalah yang muncul di Nusakambangan bukan hanya pembalakan liar. Komandan Pangakalan TNI AL Cilacap Kolonel Laut (S) Johannes Tambunan SH mengatakan, ada titik kerawanan yang harus diwaspadai, khususnya soal mobilisasi penduduk secara illegal.
“Beberapa waktu lalu, kami pernah ke Nusakambangan bagian barat pernah terjadi arus penduduk itu dari Pengandaran Jabar menuju ke Cilacap, melalui jalur Segara Anakan,” ujarnya. Menurutnya saat ini kejahatan atau tindak pidana melalui jalur laut sedang menjadi sorotan. (ron/ale)
(Satelit Post, Jumat, 18 November 2016)
No Comments