Share this article

Minggu, 18 Februari 2024 menjadi hari penuh makna bagi putri-putri Papua yang tinggal di asrama SMK Yos Sudarso Sidareja. Dengan penuh semangat dan cinta, mereka menyiapkan hidangan sederhana untuk dibagikan kepada abang-abang becak yang biasa mangkal di sekitar asrama. Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran hidup untuk selalu berbagi, meskipun dalam keterbatasan.

Pagi-pagi sekali, mereka sudah mulai berkumpul di dapur asrama. Bersama-sama mereka memasak dengan sukacita, membagi tugas mulai dari mencuci bahan, memotong sayuran, hingga mengaduk masakan di atas kompor. Tidak ada yang merasa lebih penting dari yang lain. Semua bahu-membahu menciptakan suasana dapur yang ramai dan penuh kehangatan.

Suara tawa dan obrolan ringan terdengar sepanjang proses memasak. Para pendamping seperti Ibu Trees juga turut membantu dan mendampingi mereka dalam kegiatan ini. Proses ini bukan hanya tentang menyiapkan makanan, tetapi juga tentang menanamkan nilai empati, kepedulian, dan semangat melayani kepada sesama yang ada di sekitar mereka.

Setelah masakan selesai, mereka mulai membungkus makanan dengan rapi. Setiap bungkus makanan diisi dengan kasih dan harapan agar bisa menjadi berkat bagi yang menerimanya. Tidak lama kemudian, mereka berjalan keluar asrama dan membagikan makanan satu per satu kepada para abang becak yang sedang beristirahat menunggu penumpang.

Para abang becak tampak terharu dan tersenyum menerima makanan yang diberikan. Beberapa bahkan tidak menyangka akan mendapatkan perhatian hangat seperti ini dari para siswi. Ucapan terima kasih dan doa pun mengalir dari mulut mereka, menambah kehangatan suasana pagi itu. Momen ini pun menjadi pertemuan sederhana yang menyentuh hati.

Kegiatan ini bukan pertama kalinya dilakukan, tetapi setiap kali dilaksanakan selalu membawa kebahagiaan yang berbeda. Bagi putri-putri Papua, berbagi bukanlah tentang seberapa banyak yang dimiliki, tetapi tentang bagaimana mereka bisa menjadi saluran kasih Tuhan bagi sesama di sekitar mereka, tanpa membedakan latar belakang siapa pun.

Hari itu ditutup dengan hati yang penuh syukur. Meski yang mereka bagikan hanyalah makanan sederhana, namun makna dan cinta yang terkandung di dalamnya jauh lebih besar. Mereka belajar bahwa dengan memberi, hati pun dipenuhi kedamaian dan sukacita. Sebuah pelajaran kehidupan yang tak terlupakan dalam perjalanan mereka di tanah rantau.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025


Share this article