Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) menyelenggarakan Workshop Pajak Terkait Dana BOS SMA/SMK dengan narasumber dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cilacap. Workshop tersebut diselenggarakan pada 25-26 Juli 2017 bertempat di Wisma OMI, Kaliori, Banyumas. Peserta workshop berasal dari 8 SMA/SMK dibawah naungan YSBS antara lain SMA Yos Sudarso Cilacap, SMK Yos Sudarso Jeruklegi, SMK Yos Sudarso Kawunganten, SMK Yos Sudarso Sidareja, SMK Yos Sudarso Majenang, SMA Yos Sudarso Majenang, SMA Yos Sudarso Sokaraja, dan SMK Yos Sudarso Sokaraja.
Acara Workshop dibuka secara resmi oleh Romo Y. Damianus, OMI sebagai Bendahara YSBS. Dalam kata sambutannya, Romo Dami berharap dengan workshop ini laporan pajak dari YSBS bisa semakin baik dan KPP Pratama Cilacap bisa membatu YSBS dalam kesulitan yang dihadapi mengenai pelaporan pajak. Sementara itu Ibu Sri Sutitiningsih sebagai Ketua KPP Pratama Cilacap juga menghadiri pembukaan acara workshop ini. Beliau menjelaskan secara singkat masalah-masalah yang umumnya muncul dalam pelaporan pajak terutama yang dialami oleh YSBS. Beliau juga menekankan bahwa workshop ini merupakan bimtek (bimbingan teknis) dimana peserta akan mendapat pelatihan dan langsung mengaplikasikannya disertai dengan bimbingan dari narasumber.
Hari pertama diisi oleh dua pembicara utama yaitu Bapak Endar Prasetyo dan Ibu Novi yang lebih banyak menjelaskan dari sisi teoritis.
Pembicara pertama adalah Bapak Endar Prasetyo AO dari KPP Pratama Cilacap. Dalam penjelasannya Pak Endar menyebut bahwa orang yang mengelola dana Negara akan disebut sebagai bendaharawan Pemerintah, dalam hal ini dan BOS adalah dana Negara. Tugas dan kewajiban bendaharawan terkait dengan pajak adalah menghitung, menyetor, dan melaporkan.
Untuk menghitung pajak, harus diketahui dahulu jenis belanjanya yaitu:
Belanja pegawai, misalnya upah, honor, tunjangan, gaji, bonus dan lain-lain; maka objek pajak adalah PPH pasal 21. Untuk dana BOS SMA/SMK tidak boleh dipakai untuk belanja pegawai
Belanja barang, misalnya biaya ATK; maka objek PPH pasal 22 dan PPN. Kalau dana BOS, pasal 22 dibebaskan.
Belanja jasa, misalnya jasa mengecat, perbaikan, perawatan; maka objek pajak adalah PPH pasal 23.
Untuk menyetor Pajak sarana yang dipakai adalah SSP Pajak yang merupakan surat setoran pajak dan Billing System melalui DJP Online. Penyetoran pajak ini dilakukan melalui bank atau kantor pos.
Unruk melaporkan pajak sarana yang dipakai adalah surat pemberitahuan massa untuk bulanan, dan surat pemberitahuan Tahunan. Saat ini sudah ada aplikasi online yaitu e-SPT.
Pembicara kedua Bu Novi dari bagian pengawasan KPP Pratama Cilacap. Beliau menjelaskan secara rinci tentang silva yaitu laba, sisa lebih yang diperoleh oleh perusahaan dalam hal ini adalah sekolah. Silva ini bisa tidak dikenai (dikecualikan) PPH asalkan dipakai untuk:
Sarana prasana sekolah, pembangunan, penelitian dan pengembangan, tanah
Sarana prasana kantor, laboratorim, dll
Rumah dinas, asrama, fasilitas olahraga asalkan dibangun di lingkungan sekolah
Pihak sekolah harus melampirkan laporan/rencana fisik sederhana untuk pembangunan tersebut dan harus selesai sebelum 4 tahun. Harus ada pembukuan tersendiri menganai dana silva ini.
Hari kedua diisi oleh tiga pembicara yaitu Pak Haswi, Bu Eni, dan Bu Prapti. Pada hari kedua ini peserta lebih banyak praktek langsung dan mengambil contoh studi kasus dari masalah yang mungkin muncul. Pak Haswi memandu peserta untuk menginstall aplikasi E-SPT dan mengoperasikan E-Filling.
Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMK Yos Soedarso Sidareja untuk tahun ajaran 2017/2018 dilaksanakan pada 18-20 Juli 2017.
Pada hari pertama MOS, Selasa, 18 Juli 2017, siswa-siswi yang mengikuti kegiatan MOS dibagi menjadi 5 kelompok. Tiga kelompok diisi oleh pembicara dari Puskesmas, Koramil, dan Kepolisian, sedangkan dua kelompok lainnya diisi oleh pihak SMK Yos Soedarso. Kelompok pertama dengan pembicara dari Puskesmas menjelaskan tentang kesehatan umum, bahaya narkoba, dan hal-hal lain berkaitan dengan kesehatan. Kelompok kedua dengan pembicara dari Koramil menjelaskan tentang nilai-nilai kebangsaan. Kelompok ketiga diberi penjelasan mengenai pelanggaran hukum. Kelompok keempat diberi penjelasan tentang kurikulum sekolah. Kelompok kelima diberi penjelasan tentang kesiswaan.
MOS hari pertama diikuti oleh 411 siswa, tetapi ada kemungkinan hari-hari berikutnya jumlah siswa yang mengikuti MOS bertambah karena belum semua siswa baru mengikuti MOS hari pertama. Berikut beberapa foto dokumentasi MOS hari pertama di SMK Yos Soedarso Sidareja
Pada 15 Juli 2017 lalu, Penerbit Erlangga memberikan sebuah mobil kepada SMK Yos Soedarso Sidareja. Ir. Y. Parsiyan selaku Kepala Sekolah berharap agar mobil tersebut bisa menjadi berkat untuk kemajuan para siswa. Mobil tersebut nantinya akan digunakan untuk kegiatan praktek mengemudi siswa.
Adapun penandatanganan MOU akan dilaksanakan pada Jumat, 21 Juli 2017 mendatang yang akan dilaksanakan di Yogyakarta.
Berikut dokumentasi serah terima hadiah mobil dari Penerbit Erlangga kepada SMK Yos Soedarso Sidareja yang diwaliki secara langsung oleh Kepala Sekolah, Ir. Y. Parsiyan.
Mulai tanggal 13-14 Juli 2017 guru SMK Yos Soedarso Sidareja melaksanakan workshop dengan narasumber Bapak Dr. Kamson dari Purbalingga. Dalam workshop ini guru-guru membuat program kerja pembelajaran tahunan atau EDS. Target dan tujuan dari workshop ini adalah mewujudkan guru yang lebih bermutu dalam hal pola pikir. Berikut beberapa foto dokumentasi kegiatan workshop
Sementara itu pada 15 Juli 2017, para siswa baru SMK Yos Soedarso Sidareja yang akan mempersiapkan MOS sudah berkumpul sejak pagi untuk mendapat pengarahan. MOS akan dimulai tanggal 17 Juli 2017.
Merdeka.com – Ini adalah cerita tentang toleransi dan keberagaman, sikap-sikap yang mesti terus disuarakan demi keutuhan seantero negeri yang beraneka kultur, etnis, budaya dan kepercayaan. Di Sidareja Kabupaten Cilacap, ratusan remaja yang belum genap berusia 20 tahun terbiasa membaur dalam perbedaan iman. Islam, Kristen, Buddha juga penganut kepercayaan lain, bersama-sama dipupuk untuk saling bertoleransi dan terbiasa hidup saling berbagi.
Lola Ekaryanti (18) ikut menahan lapar dan dahaga selama beraktivitas di sekolah, meski ia penganut Kristen Protestan, ia terdorong untuk menghormati mayoritas teman-temannya yang tengah menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadan. Lola begitu dia akrab disapa, tengah duduk bersama dua temannya di halaman gereja pada Sabtu (17/6) sore saat ditemui merdeka.com. Jam menunjukkan pukul 17.00 WIB, Lola dan Dian Safitri (16) yang mengenakan kerudung hitam tengah menunggu kudapan dan nasi bungkus untuk kegiatan bakti sosial.
“Selama tiga hari ini kami ikut kegiatan pesantren kilat di sekolah,” kata Dian. “Di kelas yang berbeda, siswa non-Muslim melaksanakan renungan iman,” ujar Lola saat berbincang dengan merdeka.com.
Sekolah yang dimaksud Lola dan Dian adalah SMK Yos Soedarso, nama yang diambil dari pahlawan nasional Indonesia Yoshapat Soedarso yang meninggal di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru. Sekolah ini berafiliasi dengan yayasan Kristen Katolik di bawah naungan Yayasan Sosial Bina Sejahtera yang didirikan oleh Romo Carolus. Menariknya, di sekolah ini baik murid dan jajaran guru di atas 90 persen beragama Islam. Dari 1.300 siswa, 1.100 Muslim sedang dari 97 guru 87 di antaranya Muslim.
Kegiatan bakti sosial memang rutin dilakukan sekolah tersebut setiap Ramadan. Kurang lebih 70 siswa terlibat dan terbagi dalam tiga tim. Dua tim membagikan makanan berbuka pada para tukang becak, jasa ojek, pedagang kaki lima di sekitar Stasiun Sidareja, Terminal Sidareja dan tempat-tempat lain. Sedang satu tim sisanya, menyiapkan buka bersama antara pengurus yayasan, guru, tamu undangan dan sesama murid.
Ketika Lola dan Dian tengah sibuk membagikan makanan berbuka, di tempat terpisah lantai 2 gedung sekolah Nola Eka Fajriati (16) tengah menata hidangan buka bersama. Lola dan Nola, sudah bersahabat sejak setahun terakhir. “Pacarnya Lola juga Islam. Kadang-kadang sering curhat. Tapi paling ya cinta monyet,” kata Nola sembari tersenyum.
Nola sendiri penganut agama Islam dan dibesarkan di lingkungan Islam. Ia bercerita, dahulu saat masih anak-anak sampai sekolah menengah pertama, ada rasa enggan dan aneh berdekatan dengan orang yang tak seiman. Tetapi sejak bertemu dengan banyak teman yang berbeda agama, Nola merasa semua orang sama yakni saling membutuhkan dan saling menutup kekurangan masing-masing.
“Dulu ada rasa enggan. Tapi sekarang saya menyadari, setiap agama mengajarkan hal baik. Selama ini saya dan Lola bersahabat baik. Sudah terbiasa dia menunggu saya salat bahkan mengingatkan saya untuk salat misalnya saat jalan-jalan,” kata Nola.
SMK Yos Soedarso sendiri sejak didirikan pada tahun 1979 bukan tanpa problem. Di kalangan Katolik sendiri, sekolah ini pernah dikritik karena dianggap bias tak berani menunjukkan identitas sebagai bagian dari Katolik. Sedang persepsi sempat muncul di masyarakat luas, sekolah ini dianggap membawa misi penyebaran agama.
“Problem itu kita jawab dengan membangun iklim keberagamaan. Kami ingin menunjukkan bahwa perbedaan bukan soal di lingkungan kami,” kata Parsiyan, Kepala Sekolah SMK Yos Soedarso saat ditemui merdeka.com.
Parsiyan mengatakan iklim keberagaman ini secara khusus di sekolah memang disatukan dalam kegiatan berbagi. Maksudnya, baik siswa Islam, Kristen, Buddha dan penganut kepercayaan akan saling membaur saat kegiatan sosial yang umumnya dilakukan saat hari besar agama baik Idul Adha, Maulud Nabi, Natal, Waisak serta lainnya.
“Kami percaya, 10 sampai 15 tahun lagi mereka (siswa) jadi pemimpin. Kalau pondasi keberagaman sudah baik, maka mereka bakal jadi pemimpin yang baik,” kata Parsiyan.
Di sekolah tersebut, ditegaskan Parsiyan ada satu larangan yang mesti ditaati. Baik guru dan murid dilarang berbantah-bantahan tentang agama. Pasalnya, berbantah-bantahan sangat rentan menimbulkan percekcokan.
Terkait pandangan tentang keberagaman di sekolah tersebut, KH Hasan Mas’ud, pengasuh Pondok Pesantren Rubat Mbalong Ell-Firdaus Kedungreja mengatakan bahwa ilmu pengetahuan sifatnya suci dan setiap manusia fitri. Ia menegaskan menurut konsep agama Islam untuk urusan mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kemaslahatan dunia boleh pada siapapun dengan latar belakang agama, kultur, etnis apapun bahkan dari mulut hewan.
“Ilmu itu suci, apalagi jika ilmu itu menyatukan setiap orang dalam kebersamaan, toleransi dan tidak mempertengkarkan perbedaan,” ujar Gus Hasan.
Dia juga menambahkan, toleransi dalam skala luas dapat mencegah paham-paham radikal. Menurutnya ilmu pengetahuan yang baik akan selalu mengingatkan bahwa taman keberagaman perlu terus dijaga karena bagian dari rahmat Tuhan. [cob]
Pada 9 dan 10 Juni 2017 lalu, telah dilaksanakan Akreditasi di SMK Yos Soedarso Sidareja dengan 2 program keahlian yaitu Program Keahlian Keuangan dengan Kompetensi Akuntansi dan Program Keahlian Pertanian dengan Kompentensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hroticultura.
Berikut beberapa hasil panen dari siswa-siswa SMK Yos Soedarso dari Program Keahlian Pertanian dengan Kompentensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Hroticultura.
Ada 4 siswa-siswi dari SMK Yos Soedarso Sidareja yang berhasil masuk Perguruan Negeri Jurusan Penyuluhan Pertanian dengan biaya dari pemerintah melalui Jalur Undangan SMK PP/SMK Pertanian Penyuluhan Peratanian yaitu Asri Saraswati, Lintang Dwiyani, Miclouw Mitrio Meturan, dan Nurdiyanto.
LKP Yos Sudarso melaksanakan kegiatan khusus untuk peserta didik baru angkatan 2017 yaitu berupa pengenalan sosok pahlawan nasional Yos Sudarso. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan Yos Sudarso kepada mereka.
Purna Widya Pratama SMP Maria Immaculata Cilacap Tahun Pelajaran 2016/2017 dilaksanakan pada Jumat, 2 Juni 2017 lalu. Acara ini dimulai sekitar pukul 14.00 dan berakhir pukul 16.00 dan dihadiri oleh orang tua murid serta para siswa-siswi kelas IX yang akan menerima pengumuman kelulusan mereka.
Acara ini dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan doa bersama serta laporan ketua panitia. Dalam acara ini juga dimeriahkan oleh beberapa siswa-siswi yang menampilkan bakat mereka masing-masing, misalnya persembahan koor dari Kelas IX yang membawakan 2 buah lagu yaitu Selendang Sutra ciptaan Ismail Marzuki dan Bendera ciptaan Cokelat.
Kata Pamit kelas IX diwakilili oleh Hilary Dea Kosanti yang mengucapkan terima kasih untuk kebersamaan selama 3 tahun di SMP Maria Immaculata dan juga pesan untuk adik kelas agar tetap menjaga prestasi serta nama baik SMP Maria Immaculata. Selanjutnya Immanuel Tegar Riven mewaliki kelas VII dan VIII menyampaikan ucapan selamat jalan untuk kakak kelas IX.
Acara selanjutnya adalah persembahan Story Telling oleh Mery Diana Fatmawati yang pernah meraih prestasi juara 3 tingkat Kabupaten tahun 2017. Cerita tentang Bawang Merah dan Bawang Putih menjadi tema utama story telling tersebut. Penampilan Mery cukup menghibur dan membuat tamu undangan tertawa.
Perwakilan wali murid yaitu Bp. Imam Udiantoro, SE juga menyampaikan kesan pesan dalam acara ini. Dalam pidato singkatnya, beliau berterima kasih kepada pihak SMP Maria Immaculata yang sudah mendidik siswa-siswi selama 3 tahun ini. Beliau juga berpesan untuk mempromosikan SMP Maria Immaculata kepada masyarakat luas agar menyekolahkan anak mereka di SMP Maria Immaculata.
Acara dilanjutkan dengan sambutan SMA Yos Sudarso Cilacap yang disampaikan oleh Bp. Albertus Suwandi selaku Kepala Sekolah SMA Yos Sudarso Cilacap. Dalam sambutannya tersebut Bp. Wandi berpesan kepada orang tua murid agar menyekolahkan anak-anak mereka di SMA Yos Sudaros Cilacap. SMP Maria Immaculata dan SMA Yos Sudarso Cilacap berada dalam satu yayasan yaitu Yayasan Sosial Bina Sejahtera. Beliau juga menekankan bahwa jika ada masalah keuangan harap berbicara langsung dengannya karena beliau berharap jangan sampai anak tidak bisa sekolah hanya karena masalah ekonomi.
Pertunjukan selanjutnya menampilkan Anyelir yang membawakan Pidato Bahasa Jawa oleh Anyelir. Prestasi yang pernah dicapai adalah juara 2 tingkat Kabupaten Cilacap. Dalam Pidato Bahasa Jawa ini, Anyelir mengangkat tema tentang Pendidikan di Indonesia, khususnya kondisi pendidikan di daerah tertinggal yang sangat memprihatinkan kondisinya.
Acara selanjutnya adalah Sambutan Kepala SMP Maria Immaculata, Dra. Maria Magdelana Tukilah. Bu Maria memberi penjelasan bahwa pendidikan di SMP Maria Immaculata bukan hanya di bidang akademik tetapi juga pendidikan karakter. Menurut Bu Maria merupakan kesalahan jika orang tua murid menganggap anak pintar hanya jika nilai Matematika 10. Bu Maria menjelaskan bahwa tiap anak diberi talenta yang berbeda. Bisa jadi anak tidak berprestasi di bidang akademik, tetapi berprestasi di bidang lain misalnya olah raga, seni, dan lain-lain. Namun beliau juga mengingatkan bahwa nilai akademik tetap penting khususnya untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
Bu Maria selaku Kepala Sekolah SMP Maria Immacaluta Cilacap melanjutkan dengan acara serah terima siswa-siswi ke orang tua murid. Hal ini merupakan simbolisasi untuk mengembalikan siswa-siswi kepada orang tua setelah ‘dititipkan’ untuk menerima pendidikan selama 3 tahun.
Pengumuman 5 besar rangking Nilai Ujian Nasional disampaikan oleh Ibu Raden Roro Rosalia Triamdari, S.Pd.Ing selaku Seksi Kurikulum SMP Maria Immaculata. Peringkat I diraih oleh Hilari Dea Kosanti dengan jumlah nilai 351,5. Peringkat II diraih oleh Veronika Ivana Florensia P. dengan jumlah nilai 322,5. Peringkat III diraih oleh Angelina Debora Santika M dengan jumlah nilai 311,5. Peringkat IV diraih oleh Rizal Prasetyo dengan jumlah nilai 294,5. Peringkat V diraih oleh Riesato Samuel Parningotan dengan jumlah nilai 290,5. Siswa-siswi yang berprestasi tersebut naik ke atas panggung didampingi orang tua untuk menerima piala dan piagam penghargaan.
Nilai tertinggi Ujian Nasional per mata pelajaran diraih oleh Hilari Dea Kosanti untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Sedangkan Nilai tertinggi Ujian Nasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris diraih oleh Riesato Samuel Parningotan. Hilari Dea Kosanti juga mendapatkan nilai tertinggi Ujian Sekolah dengan jumlah 1054, rata-rata 87,83.
Penampilan terakhir adalah persembahan musik dari kelas VIII dan ditutup dengan doa bersama. Penerimaan nilai dan pengumuman kelulusan dilakukan per kelas. Tingkat kelulusan SMP Maria Immaculata Cilacap tahun Pelajaran 2016/2017 adalah 100% lulus dari 35 anak. Selamat untuk siswa-siswi kelas IX SMP Maria Immaculata Cilacap.
Pada 22 Mei 2017 lalu, Romo Carolus, Ketua Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS), Prof. Dr. Sunyoto Usman, MA Ketua M.I.C.I.D. Universitas Gadjah Mada, dan dua asistennya yaitu Aksan Susanto, ST, M.Sc., Bima Setya Nugraha, SH, M.Sc., bersama beberapa staff Petugas Lapangan YSBS meninjau lokasi proyek food security di daerah Panikel, Pelindukan, dan Ciberum, Kampung Laut Cilacap. Setelah kunjungan lapang, diadakan sesi tanya jawab dan sharing yang melibatkan masyarakat sekitar dan perangkat desa untuk menceritakan tentang program food security YSBS dan manfaatnya bagi masyarakat, serta menyampaikan kendala dan masalah yang dialami mereka. Hasil dari kunjungan lapangan ini akan didiskusikan dalam seminar di hari berikutnya.
Pada 23 Mei 2017 diselenggarakan Seminar Guarantee Food Security Trough Reclaiming Land and Produce Storage and Transportation for Cilacap and Indonesia (Garansi Ketahan Pangan dengan reklamasi tanah dan lumbung pangan dan transportasi untuk CIlacap dan Indonesia). Seminar ini diselenggarakan oleh YSBS dengan mengundang pembicara antara lain Supriyanto, SH,M.Si., Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Cilacap dan Prof. Dr. Sunyoto Usman, MA. Seminar ini juga dihadiri oleh Ir. Y. Parsiyan selaku anggota DPRD Cilacap, Ir. Susilan dari Dinas Pangan dan Perikanan mewaliki Bupati Cilacap, dan Hamzah Syafroedin, ST, MM dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Cilacap.
Romo Carolus membuka seminar ini, dalam kata sambutannya beliau berharap seminar ini berguna serta menimbulkan sinergi antara masyarakat desa, pemerintah, dan YSBS supaya program bisa menjadi kenyataan dan berkelanjutan karena adanya potensi yang besar untuk menghasilkan sawah produktif di Kampung Laut, yang merupakan daerah di Segara Anakan.
Pembicara pertama yaitu Pak Supriyanto, selain sebagai Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Cilacap, beliau merupakan ahli di bidang Segara Anakan. Paparan dari Pak Supriyanto antara lain
Nilai penting Segara Anakan, potensi yang ada mulai dari perikanan, mangrove, dan pariwisata
Permasalahan yang muncul adalah tingginya tingkat sedimentasi yang mengakibatkan penurunan luas laguna akibat sedimentasi. Pada tahun 1984 luas laguna mencapai 2.906 ha, pada tahun 2014 luas laguna hanya 500 ha. Hal ini menimbulkan banjir dan kekurangan air di musim kemarau
Permasalahan lainnya adalah penurunan luas hutan mangrove. Pada tahun 1974 luas hutan mangrove mencapai 15.551 ha, pada tahun 2014 luas hutan mangrove hanya 6.716 ha.
Masalah lain yang tidak kalah penting adalah status hokum kepemilikan lahan yang belum jelas sehingga menimbulkan sengketa kepemilikan lahan, perambahan dan alih fungsi tanah dari hutan menjadi lahan pertanian, tambak, dan pemukiman.
Program mendesak pengelolaan Segara Anakan yang perlu dilakuakn adalah pengerukan secara berkala, rehabilitasi mangrove, kegiatan pemberdayaan masyarakat Segara Anakan melalui pertanian terpadu dan pengembangan wisata.
YSBS dengan dana dari Misereor, lembaga donor dari Jerman, membuat program food security (ketahan pangan) dengan membuat reklamasi tanah, pembuatan kanal, dan pintu-pintu air di daerah Kampung Laut yang timbul akibat sedimentasi Segara Anakan.
Pembicara kedua yaitu Prof. Usman yang memaparkan evaluasi pintu-pintu air untuk perluasan lahan pertanian. Evaluasi ini didapatkan dari kunjungan ke lokasi pada 22 Mei 2017. Paparan dari beliau antara lain:
Lumpur/sedimentasi di Sungai Cimeneng dan Sunga Citandui (merupakan bagian dari Segara Anakan) di daerah Kampung Laut merupakan musibah yang menjadi berkah bagi masyarakat sekitar.
Pembangunan pintu-pintu air sebagai “local knowledge” (relevan (sesuai kebutuhan), efisien (kalkulasi ekonomi), efektif (kalkulasi sosial & kultural), efek (perubahan) positif
Manfaat dengan adanya pintu-pintu air yang dibangun YSBS antara lain menambah debit air (7.700 m3), memperbanyak lumpur masuk ke sawah penduduk, dan memperluas lahan (4 bulan / 10 ha)
Proyek ini merupakan inovasi baru dan terobosan berdasarkan local knowledge dan local wisdom sehingga masyarakat dapat menerima, pengerjaannya dilakukan secara gotong royong dan masyarakat ikhlas memberikan lahannya untuk saluran irigasi
Program ini memiliki nilai relevan, efesien, efektif, efek positif. Relevan yaitu dirasakan sesuai dengan kebutuhan, petani merasakan manfaatnya, sehingga permintaan terus ditambah. Efisien secara kalkulasi ekonomi dibanding dengan pompa jauh lebih murah dan hasil lebih banyak. Efektif secara kalkulasi sosial tidak menimbulkan konflik/gejolak, justru memperkuat modal social. Efek positif yang muncul adalah perubahan luas lahan pertanian yang sangat signifikan. Pada musim kering seperti sekarang petani bisa budidaya pertanian
Mirip dengan The Triple Helix Model, sebuah system yang melibatkan tiga pihak berkepentingan, dalam hal ini adalah YSBS, masyarakat, dan pemerintah daerah. Program ini merupakan inovasi baru, terobosan (break through), supaya sendimentasi menjadi berkah. Dimulai dari proyek drainase (pengairan), pompa air, pembuatan kini pintu-pintu air. Ketergantungan pada YSBS (Romo Corolus) masih tampak cukup tinggi. Dinamika masyarakat lokal dalam bentuk partisipasi, respons positif, adaptasi tidak berhenti maka lahirlah pintu-pintu air berbasis local knowledge. Partisipasi dan fasilitasi Pemda cukup kuat dengan pembuatan satu pintu air dari program PNPM dan pemberian bibit serta pestisida. Pada akhirnya program ini mendukung Cilacap sebagai lumbung pangan sehingga mendukung potensi menuju agribisnis
Pertanyaan yang muncul, apa yang harus dilakukan ke depannya? Maka diperlukan rencana pembangunan masyarakat dengan mendayagunakan infrastruktur yang Infrastruktur sangat penting dan ditempatkan sebagai fasilitas fisik untuk meningkatkan kesejahteraan (modal fisik). Dalam hal ini dibutuhkan kebijakan dan program terkait dengan manusia. Terkait motivasi, persepsi, pengetahuan, kesadaran, sikap dan tindakan sehingga meningkatkan harkat dan martabat sebagai manusia dan mahluk Tuhan.
Saran dari Prof. Usman anatara lain agar masyarakat Kampung Laut yang terbuka dan mengetahui potensinya. Maka perlu diadakan program pelatihan penggunaan internet, terutama untuk pemuda yang bisa jadi “broker”. Akses dengan perguruan tinggi. Kampung Laut sebagai laboratorium sosial, ekonomi & lingkungan. Mahasiswa KKN Tematik bisa diundang untuk berpartisipasi dalam pemberdayaan Kampung Laut (dosen pembimbing hadir).
Pak Parsiyan juga menyampaikan pendapatnya dari sisi politik. Beliau sangat mendukung program YSBS di Kampung Laut dan berjanji memberikan dukungan pemerintah secara penuh untuk kesejahteraan masyarakat Kampung Laut. Menurut beliau dari sisi politis, kalau sdh masuk kebijakan politis, Kampung Laut harus ada anggota DPRD 1 orang. Kabupaten Cilacap memiliki jumlah desa paling banyak, jumlah penduduk juga banyak, tetapi angka kemiskinan tinggi yaitu di atas 14%, sedangkan angka kemiskinan rata-rata Provinsi Jawa Tengah 12%.
Menurut Pak Parsiyan Cilacap merupakan daerah penyangga pangan, tetapi petani masih dalam posisi di bawah garis kemiskinan. Ketahanan pangan berarti keanekaragaman pangan, namun persoalan yang muncul produksi tinggi tetapi tidak bisa dijual. Program pengerukan segara anakan tidak berjalan karena keterbatasan dana, akhirnya tidak bisa menyelesaikan masalah. Perda yang sedang dibuat mengenai Pemberdayaan & Perlindungan Pertanian.
Pak Silan menambahkan bahwa masyarakat harus mengedepankan local wisdom, meyakini bahwa makanan yang ada di daerah itu sehat dan aman. Makad diperluka pengadaan bahan pangan untuk masyarakat setempat.
Pak Hamzah sangat mendukung program YSBS, dalam hal penataan ruang. Cilacap sebagai penyandang Pusat Pelayanan Nasional (PPN) bisa melayani sekala nasional, sebagai penyangga pangan.Memiliki kawasan penyangga pertanian secara teknis 42.000 ha. Bagaimana PEMDA bisa memposisikan diri dalam menghadapi UU maupun kepentingan masyarakat. Sejak 2002sudah mengurus segara anakan tetapi belum ada hasil nyata. Menurut beliau Kampung laut ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional, sehingga segala hal ditentukan dari pusat. Padahal masyarakat butuh kebijakan yang real dan sustainable sesuai local wisdom.
Setelah pemaparan dari pembicara-pembicara tersebut, acara seminar dilanjutkan dengan tanya jawab. Pertanyaan pertama dari Darsih yang mewakili UPT Pertanian. Menurut beliau dengan adanya Kampung Laut merupakan daerah dengan peluang untuk menciptakan lahan (sawah) baru. Kesulitannya yang muncul adalah ketersediaan air, mungkikah untuk mengembangkan sumber air yang ada misalnya dari Sungai Cimeneng dengan teknologi solar cell. Beliau juga mengusulkan untuk mengenalkan program kedelai dan jagung, juga padi tahan air asin. Usulan lainnya adalah pengembangan biopori untuk mengurangi pecah-pecah di tanah khususnya pada musim kemarau. Impian Kampung Laut sebagai pusat pertanian, centra padi organik, serta mengembangkan kambing daerah Panikel dan Ujung Gagak sebagai centra kambing.
Tanggapan dari Pak Supri, biopori di daerah Aplan yang bisa menyimpan cadangan air, di bawah bila mengembangkan pertanian, yang memungkinkan adalah sesuai proyek YSBS membangun poll 2 air. Ada 2 keuntungan yaitu sedimen dan sanitasi. PSDA menyambut baik, PSDA Jateng mendorong embong2. YSBS sebagai inisiator sudah menjadi stimulus positif, tinggal buat cluster2 sesuai dengan identifikasi dasar.
Tanggapan dari Pak Parsiyan, benih padi air payau (bukan padi air asin) pernah dicoba di Kesugihan, mencoba meyakinkan kepada dinas PPL diwajibkan deepload.
Tanggapan dari Prof.Usman, gabungan antara perencanaan dan implementasi, kegiatan pembangunan tidak dalam ruang hampa namun harus ada satu point penting yang harus sesuai dengan infrastruktur. Pembangunan pertanian secara terus menerus implementasinya memberikan dampak. Teknologi solar cell gagal karena dinilai terlalu canggih sehingga sulit dilaksanakan petani, adanya kebijakan-kebijakan yang berubah-ubah susah mempertahankan program yang ada.
Tanggapan dari Pak Silan, perkebunan mengalami kendala, memiliki komoditas pembibitan tetapi dengan aturan-aturan kebijakan yang berbeda sehingga sulit untuk distribusi.
Pertanyaan kedua dari Sutono yaitu dengan situasi yang sangat mendesak, ada proyek penanganan Sungai Ciberem. Dangkalnya sungai Cimeneng itu membuat miris. Kebijakan yang ada mohon agar tidak hanya terkait dengan A plan saja, kalau bisa kebijakan itu bisa saling menguntungkan.
Tanggapan dari Pak Parsiyan, kebijakan dari pusat tidak bisa dari daerah walaupun sudah berupaya.
Tanggapan dari Pak Supri, lintas batas bukan kewenangan provinsi tapi kewenangan pusat, balai besar hanya sebagai UPT. Sedimentasi yang sangat besar menjadikan segara anakan tidak mampu menampung. Seharusnya semua hal terintegrasi tetapi karena semua dari pusat sehingga tidak bisa ditentukan daerah.
Harapan utama dari seminar ini adalah apa yang akan dilakukan untuk masa yang akan datang. Apa saja yang harus dilakukan akan program yang sudah berjalan dengan baik ini tidak berhenti dan tetap bekelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena program ini menitikberatkan pada local knowledge dan local wisdom serta proses bottom-up, dimana program berjalan karena adanya aspirasi masyarakat.
Sedikit demi sedikit SMK Yos Soedarso Sidareja melengkapi alat mesin khususnya untuk Program Pertanian. Hal ini juga dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk Akreditasi Sekolah yang akan berlangsung pada 9 dan 10 Juni 2017 mendatang. Program Keahlian Keuangan dengan Kompentensi Akuntasi dan Program Keahlian Pertanian dengan Kompetensi Agribisnis Tanaman Pangan dan Horticultura akan dinilai pada akredatasi kali ini.
Berikut foto beberapa alat mesin yang sudah dimiliki SMK Yos Soedarso
Selain itu, SMK Yos Soedarso juga baru saja melakukan panen cabai. Berikut foto hasil panen mereka