Minggu, 6 Juli 2025 Di tengah langkah awal mereka di tanah rantau, sekelompok putri Papua memulai sebuah perjalanan batin melalui kegiatan retret awal. Bukan sekadar waktu hening, retret ini menjadi bekal untuk menata hati, membangun kedewasaan, dan memperkuat semangat dari dalam diri. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan baru yang penuh adaptasi dan tantangan, mereka mengambil waktu untuk berhenti sejenak untuk kembali ke dalam, memandang ke dalam jiwa, dan merefleksikan arah hidup mereka.

Retret ini menjadi ruang aman untuk meresapi kembali tujuan mereka menempuh pendidikan jauh dari tanah kelahiran. Dalam keheningan, mereka belajar mengenali harapan-harapan yang terpendam dan panggilan hidup yang lebih besar dari sekadar keberhasilan akademik. Mereka duduk bersama dalam doa, saling mendengarkan, dan lebih dari itu mendengarkan suara hati sendiri yang selama ini mungkin terabaikan.
Sebagai pemudi dari tanah Papua yang kaya akan budaya dan nilai-nilai luhur, mereka membawa warisan yang kuat. Dalam keheningan retret, mereka diingatkan akan akar yang mereka bawa, bahwa siapa pun mereka sekarang, adalah bagian dari sejarah panjang leluhur yang penuh keteguhan dan keberanian. Retret ini menjadi jembatan antara masa lalu yang membentuk dan masa depan yang harus diperjuangkan.
Di momen ini, mereka juga belajar untuk berdamai dengan luka. Setiap individu membawa kisah dan pengalaman masing-masing ada rasa rindu akan kampung halaman, ada kesedihan yang belum sempat sembuh. Dalam suasana reflektif, mereka membuka diri untuk menerima, memaafkan, dan melangkah dengan hati yang lebih ringan. Bukan hanya belajar tentang kesuksesan, tapi tentang menjadi manusia yang utuh.

Retret ini juga menjadi awal pembentukan karakter spiritual mereka. Dalam bimbingan yang penuh kasih dan pemahaman, mereka diperkenalkan pada nilai-nilai iman, pengharapan, dan kasih. Nilai-nilai ini menjadi dasar dalam menghadapi perjalanan panjang pendidikan dan kehidupan yang akan mereka lalui di tempat baru ini. Dengan hati yang dipenuhi damai, mereka lebih siap menapaki langkah selanjutnya.
Lebih dari sekadar kegiatan religius, retret ini adalah ruang pembentukan jati diri. Di sinilah mereka belajar memaknai hidup dengan cara yang lebih dalam, menemukan kembali kekuatan dari dalam diri, dan mulai menyusun masa depan dengan lebih sadar. Suasana sunyi dan kontemplatif yang menyelimuti kegiatan ini menjadi tempat di mana mereka bisa meresapi setiap momen tanpa tekanan.
Retret awal ini adalah langkah kecil yang mengawali perjalanan besar. Meskipun sunyi, namun mengandung makna yang mendalam. Dari keheningan ini lahirlah kekuatan baru, harapan baru, dan semangat baru. Putri-putri Papua kini memulai perjalanan bukan hanya sebagai pelajar, tapi sebagai pribadi yang tangguh, berakar kuat, dan siap menapaki masa depan dengan terang iman, pengetahuan, dan cinta.
Penulis : Chr.Rr.Ika Yuni Astuti
Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025
No Comments