Senin, 12 Juni 2023, kami bersama TIM PACE kembali melaksanakan kunjungan rutin ke Asrama Putri Papua di Sidareja. Seperti biasa, kunjungan ini menjadi momen yang hangat dan ditunggu-tunggu, bukan hanya oleh para siswi, tetapi juga oleh kami sebagai pendamping. Setiap kunjungan bukan sekadar kegiatan formal, melainkan perjumpaan yang dipenuhi cerita, tawa, dan ruang refleksi bersama. Dalam suasana yang sederhana, kami bisa saling mendengarkan dan menguatkan satu sama lain. Dalam kunjungan kali ini, kami duduk bersama para siswi dan mendengarkan cerita-cerita mereka. Ada banyak hal menarik yang mereka bagikan mulai dari pengalaman sehari-hari di sekolah, suasana belajar di kelas, hingga kisah-kisah kecil yang membuat mereka tertawa atau merasa bangga. Cerita-cerita itu menandakan bahwa mereka mulai terbuka, merasa nyaman, dan percaya bahwa mereka didampingi dan diperhatikan dengan sungguh.
Kami juga menyampaikan beberapa hal yang kami amati dan alami selama berinteraksi dengan mereka. Pertukaran cerita ini menjadi cara untuk membangun hubungan yang saling mendukung dan menumbuhkan kepercayaan. Kami melihat bahwa dari waktu ke waktu, para Putri Papua ini menunjukkan perkembangan yang sangat baik, baik dalam hal kemandirian, tanggung jawab, maupun semangat belajar mereka. Namun, di balik semangat itu, mereka juga dengan jujur menceritakan tantangan yang mereka hadapi. Dalam perbincangan, kembali muncul keluhan tentang kesulitan memahami pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Dua mata pelajaran ini menjadi momok yang cukup besar bagi sebagian besar dari mereka. Mereka merasa kurang percaya diri dan sering tertinggal dalam memahami materi yang disampaikan di kelas.
Mendengar hal tersebut, kami tidak hanya mencatatnya sebagai informasi, tetapi juga berusaha mencari solusi bersama. Kami menyampaikan bahwa kesulitan itu wajar, dan yang terpenting adalah terus berusaha dan tidak takut untuk bertanya atau meminta bantuan. Kami juga mengajak mereka untuk melihat proses belajar sebagai perjalanan panjang yang penuh kesempatan untuk berkembang.
Kami merasa semakin dipanggil untuk menjadi jembatan yang membantu mereka mengatasi hambatan-hambatan dalam belajar. Kami menyadari bahwa dukungan emosional, penguatan motivasi, dan bantuan belajar yang konkret sangat dibutuhkan. Karenanya, kami mulai merencanakan cara-cara pendampingan tambahan yang bisa membantu mereka lebih memahami mata pelajaran yang dirasa sulit.
Kunjungan kali ini kembali menguatkan semangat kami dalam mendampingi mereka. Melihat wajah-wajah mereka yang mulai terbuka, mendengar suara mereka yang mulai berani berbagi, dan menyaksikan pertumbuhan kecil yang terjadi dari hari ke hari, membuat kami yakin bahwa perjalanan ini bukan sia-sia. Kami percaya bahwa dengan pendampingan yang sabar dan penuh kasih, mereka akan terus bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan penuh harapan.
Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti
Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025
No Comments