Blog

21 Jul
0

KUNJUNGAN MENJELANG LIBURAN DAN BELAJAR BERTANAM DI RUMAH IBU WIWIN

Selasa, 2 April 2024, kami berkesempatan mengunjungi Putri-putri PACE di Sidareja sebelum mereka memasuki masa liburan sekolah. Kunjungan ini menjadi momen hangat yang dipenuhi dengan tawa, cerita, dan kegiatan yang bermanfaat. Kebetulan saat itu mereka sedang berada di rumah Ibu Wiwin, salah satu pendamping yang sangat dekat dengan mereka selama di perantauan.

Rumah Ibu Wiwin yang memiliki halaman luas menjadi tempat yang ideal bagi para putri PACE untuk beraktivitas di luar ruangan. Tidak hanya bersantai, mereka juga memanfaatkan waktu dengan belajar menanam berbagai jenis tanaman pangan. Kegiatan ini bukan sekadar mengisi waktu luang, tetapi juga memberikan pengalaman baru dalam mengenal dunia pertanian secara langsung.

Dengan antusias, mereka mencoba menanam sayuran seperti bayam, kangkung, cabai, dan tomat. Beberapa dari mereka bahkan mulai terbiasa mengenal jenis tanah, cara menyemai benih, serta bagaimana merawat tanaman dengan benar. Ibu Wiwin dengan sabar mendampingi dan memberi penjelasan sederhana agar mudah dipahami oleh anak-anak.

Kegiatan bertanam ini ternyata sangat disukai oleh para putri PACE. Selain memberikan pengetahuan praktis, mereka merasa seperti kembali ke kampung halaman, di mana berkebun dan bertani merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Suasana tenang dan asri di rumah Ibu Wiwin menambah kenyamanan mereka dalam belajar dan bermain di alam terbuka.

Kunjungan ini juga menjadi ajang berkumpul dan berbagi cerita setelah menjalani rutinitas sekolah yang padat. Kami mendengarkan berbagai pengalaman mereka di sekolah, juga keinginan-keinginan kecil yang mereka simpan menjelang liburan. Semua itu memperlihatkan betapa mereka semakin berkembang dan tumbuh dengan baik.

Sebelum berpamitan, kami menyempatkan diri untuk makan bersama di bawah pohon rindang di halaman belakang. Momen kebersamaan ini menjadi penutup yang manis untuk kunjungan hari itu. Tidak hanya kenyang secara fisik, hati kami pun turut terisi dengan kehangatan dan kebahagiaan.

Hari itu menjadi salah satu kenangan indah menjelang liburan. Dengan semangat baru dan bekal pengetahuan dari kegiatan bertanam, putri-putri PACE akan melewati masa libur sekolah mereka dengan penuh syukur. Semoga pengalaman ini bisa terus memperkaya kehidupan mereka dan menumbuhkan cinta terhadap alam serta kerja keras.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
21 Jul
0

KUNJUNGAN KE PASTURAN DAN KEBERSAMAAN YANG MENGUATKAN

Selasa, 16 April 2024 menjadi hari yang penuh berkat bagi putri-putri Papua. Pada hari itu, mereka berkunjung ke pasturan untuk bertemu dengan Pastor Carolus sekaligus mengantar Susan untuk berobat ke Rumah Sakit Santa Maria. Kunjungan ini menjadi momen yang penuh makna, bukan hanya karena tujuan medis, tetapi juga karena adanya kehangatan, kebersamaan, dan dukungan rohani yang mereka terima sepanjang hari itu.

Sesampainya di pasturan, mereka disambut dengan ramah oleh Pastor Carolus. Suasana menjadi hangat dan akrab, jauh dari kesan formal. Pastor Carolus dengan tulus menyambut mereka seperti keluarga sendiri. Pertemuan ini menjadi ruang aman untuk berbagi cerita, saling mendengarkan, dan memperkuat ikatan batin di tengah keseharian yang kadang melelahkan.

Salah satu momen yang paling menggembirakan adalah ketika mereka menikmati pizza bersama. Makan bersama ini bukan sekadar mengisi perut, tetapi menjadi bagian penting dari pengalaman kebersamaan yang menyenangkan. Tawa dan canda mewarnai meja makan, membuat suasana penuh keakraban dan sukacita.

Lebih istimewa lagi, kehadiran Suster Ancilla, PBHK dalam pertemuan tersebut menambah sukacita dan rasa syukur yang dalam. Suster Ancilla tidak hanya hadir, tetapi juga terlibat aktif dalam percakapan. Ia berbagi nasihat yang menenangkan hati, serta memberikan semangat dan dorongan bagi putri-putri Papua agar terus kuat dan tetap bersyukur dalam setiap keadaan.

Susan, yang saat itu sedang kurang sehat, tampak dikuatkan oleh perhatian dan kasih dari semua orang yang hadir. Dukungan moral ini menjadi bagian penting dari proses pemulihan dirinya. Perjalanan ke rumah sakit terasa lebih ringan karena dijalani bersama-sama dalam semangat kekeluargaan.

Kegiatan hari itu mengajarkan mereka arti dari saling peduli, kekuatan dalam komunitas, dan pentingnya kehadiran yang tulus. Tidak hanya dalam suka, tetapi juga dalam saat-saat sulit, keberadaan orang-orang terkasih mampu mengubah rasa lelah menjadi kekuatan baru.

Kunjungan ini diakhiri dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas hari yang indah. Mereka pulang dengan hati yang lebih tenang, lebih kuat, dan penuh sukacita. Hari itu bukan hanya tentang pengobatan, tetapi juga tentang pemulihan hati lewat cinta dan kebersamaan.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
18 Jul
0

MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) TK Maria Immaculata Cilacap

Cilacap, Senin, 14 Juli 2025


Keceriaan, Lincah dan lucu begitu lah gambaran Siswa/Siswi TK Maria Immaculata Cilacap Kelas A Tahun Ajaran 2025/2026 yang berjumlah 36 Siswa/Siswi, pada tanggal 14 Juli 2025 untuk pertama kali nya Siswa/Siswi baru mengenal sekolah serta bertemu dengan teman – teman nya baru selain dirumah mereka masing – masing.

Sungguh ini merupakan pengalaman baru bagi adik – adik kecil untuk belajar bagaimana bersosialisasi dengan teman – teman baru yang ada dilingkungan sekolah TK Maria Immaculata Cilacap.

Hari pertama mereka diajak berkumpul bersama dengan bermain dan bernyanyi bersama untuk memper erat hubungan satu anak dengan anak yang lain.

Kepala Sekolah TK Maria Immaculata Cilacap, Ibu Sewi Indriani berharap anak – anak bisa nyaman dan senang berada di lingkungan TK Maria Immaculata Cilacap dengan kesederhanaan yang ada. “Selamat datang anak – anak yang manis dan lucu, semoga selalu pulang sekolah dengan penuh kecerian dan semangat yang baru”. Ucapan Kepala Sekolah TK Maria Immaculata Cilacap.

Penulis : Dina Nur Hidayah – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
18 Jul
0

MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) SMK Yos Sudarso Majenang

Majenang, Cilacap,Senin, 14 Juli 2025

Penyambutan Siswa/Siswi Baru Kelas X SMK Yos Sudarso Majenang Tahun Ajaran : 2025/2026 dimulai dengan upacara bersama dan pengenalan Guru dan Karyawan SMK Yos Sudarso Majenang. Dalam upacara tersebut Kepala Sekolah SMK Yos Sudarso Bapak Sulistyono Barnabas S.Pd, M.Pd. menyematkan atribut MPLS yang dirancang oleh anak – anak OSIS SMK Yos Sudarso Majenang sebagai tanda bahwa MPLS telah dimulai.

Jumlah Siswa/Siswi Baru SMK Yos Sudarso Majenang Tahun Ajaran : 2025/2026 adalah 38 anak dengan beberapa jurusan atau prodi yaitu : Akuntansi Keuangan Lembaga, Bisnis Digital, Teknik Kendaraan Ringan dan Desain Produksi Busana.

Kepala Sekolah SMK Yos Sudarso Majenang berharap pada Siswa/Siswi baru Kelas X dapat merasakan kenyamanan di dalam lingkungan sekolah serta mentaati peraturan yang ada di SMK Yos Sudarso Majenang. Dan semoga apa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu guru dapat tersampaikan dan bermanfaat bagi para Siswa/Siswi yang baru Kelas X.

“Kami Ucapkan Selamat datang dan anggap lah sekolah ini menjadi tempat kedua bagi kalian dan anggaplah guru adalah orang tua kedua bagi kalian”. Begitu lah kata penutup yang disampaikan oleh Bapak Kepala Sekolah SMK Yos Sudarso Majenang Bapak Sulistyono Barnabas S.Pd, M.Pd.

Penulis : Dina Nur Hidayah – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
18 Jul
0

Pembinaan Karakter Bersama TNI Angkatan Laut Bersama Siswa/Siswi SMA Yos Sudarso Cilacap

Senin, 14 Juli 2025

SMA Yos Sudarso Cilacap bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut Cilacap mengadakan kegiatan pembinaan karakter untuk Siswa/Siswi SMA Yos Sudarso Cilacap Kelas XI dan XII yang merupakan salah satu kegiatan tahunan yang diadakan oleh SMA Yos Sudarso Cilacap agar para Siswa/Siswi kelas XI dan XII menjadi lebih memiliki karakter dan kedisiplinan untuk bekal dikemudian hari setelah selesai dari SMA Yos Sudarso Cilacap.

Kegiatan ini diadakan di Lapangan Gedung Akademi Maritim Nusantara (A.M.N.) Cilacap yang berada di Jl. Kendeng No. 307 Cilacap. Daritanggal 14 Juli 2025 sampai dengan 16 Juli 2025.

Dalam kegiatan ini anak – anak  diajarkan memiliki fisik yang tangguh dan kedisiplinan  dengan mereka diajarkan baris – berbaris, olahraga bersama serta diajarkan kerja sama tim yang baik agar mereka memiliki solusi bersama ketika menghadapi suatu masalah ketika berada diluar sekolah nantinya.

Harapan dari Kepala Sekolah yaitu Bapak Tursoro Ardi Putro, S.Si. setelah selesai kegiatan LDDK  ini adalah supaya anak – anak lebih disiplin dengan waktu dan lebih bertanggung jawab atas diri mereka di usia mereka yang sudah menginjak dewasa yang akan mengalami beberapa tantangan dalam kehidupan selanjutnya setelah selesai dari SMA Yos Sudarso Cilacap.

Penulis : Dina Nur Hidayah – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
18 Jul
0

KEMBALI KE ASRAMA DAN MENYUSUN LAPORAN PRAKERIN

Kamis, 07 November 2024, Putri-putri PACE resmi kembali ke Asrama Putri SMK Yos Sudarso Sidareja setelah menyelesaikan masa Praktik Kerja Industri (Prakerin) selama tiga bulan. Suasana asrama kembali ramai dan penuh canda tawa setelah sekian lama ditinggalkan. Kehangatan suasana ini menjadi penanda dimulainya kembali aktivitas mereka di lingkungan sekolah, khususnya dalam mempersiapkan tahapan berikutnya menuju kelulusan.

Setelah kepulangan dari tempat Prakerin masing-masing, kini fokus utama mereka adalah menyusun laporan kegiatan Prakerin. Laporan ini merupakan bagian penting dari evaluasi akhir yang harus dipenuhi sebagai salah satu syarat kelulusan dari SMK. Di dalamnya, mereka harus menuliskan secara rinci pengalaman, proses belajar, hingga tantangan yang dihadapi selama menjalani Prakerin.

Meskipun tugas menyusun laporan terkesan berat, namun di sisi lain hal ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk lebih mengasah kemampuan dalam menggunakan komputer. Mereka dituntut untuk mampu mengoperasikan berbagai aplikasi penunjang, seperti Microsoft Word, Excel, hingga aplikasi penyusunan grafik atau data lainnya yang sesuai dengan bidang mereka masing-masing.

Kegiatan ini secara tidak langsung juga meningkatkan literasi digital mereka. Banyak di antara mereka yang sebelumnya masih belum terbiasa menggunakan komputer untuk keperluan akademik, kini mulai belajar menata format laporan, membuat daftar isi otomatis, hingga mengedit dokumen sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan oleh sekolah.

Proses penyusunan laporan ini pun tidak dilakukan sendiri-sendiri. Mereka saling membantu dan mendampingi satu sama lain. Diskusi, tanya jawab, dan praktik langsung menjadi bagian dari proses belajar bersama. Pendamping asrama dan guru-guru pembimbing juga turut memberikan bimbingan agar laporan yang disusun benar-benar sesuai dengan ketentuan dan berkualitas baik.

Selain sebagai kewajiban akademik, menyusun laporan ini menjadi momen refleksi atas pengalaman selama tiga bulan di dunia kerja. Putri-putri PACE diajak untuk merefleksikan hal-hal baik yang telah mereka pelajari, serta menyadari bagaimana pengalaman tersebut telah membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mandiri.

Semangat mereka terlihat jelas meskipun tugas yang dihadapi cukup menantang. Dengan dukungan dari para pembina, guru, dan sesama teman di asrama, diharapkan seluruh laporan dapat terselesaikan dengan baik dan menjadi bagian dari cerita sukses perjalanan pendidikan mereka di SMK Yos Sudarso Sidareja.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
18 Jul
0

KEHANGATAN KUNJUNGAN TIGA SUSTER PBHK DI ASRAMA SMK SIDAREJA

Jumat, 12 Januari 2024 menjadi hari penuh sukacita dan kehangatan di Asrama Putri SMK Yos Sudarso Sidareja. Pada hari itu, para putri PACE mendapat kunjungan istimewa dari tiga suster PBHK (Putri Bunda Hati Kudus), yaitu Suster Ancilla, Suster Paula, dan Suster Vincentia. Kunjungan ini menjadi momen yang begitu berarti bagi para siswi, terutama dalam mengawali tahun dengan semangat dan harapan baru.

Kehadiran ketiga suster ini disambut hangat dan penuh antusias oleh para putri asrama. Senyum dan pelukan menyambut setiap langkah mereka memasuki ruangan, menandakan betapa rindunya anak-anak ini pada sosok-sosok pengasuh yang mengingatkan mereka pada rumah dan keluarga. Suster Ancilla, yang sudah cukup dikenal di kalangan anak-anak, membawa suasana penuh ketenangan dan keibuan sejak awal kedatangannya.

Dalam perbincangan santai yang berlangsung di ruang tengah asrama, para suster mendengarkan cerita-cerita keseharian para siswi. Ada tawa, canda, dan beberapa curahan hati yang mengalir begitu saja. Momen ini menjadi wadah pelepas rindu, terutama bagi mereka yang mulai merasakan kerinduan mendalam akan kampung halaman dan keluarga mereka di Papua.

Kehadiran Suster Paula dan Suster Vincentia juga menambah keceriaan. Mereka mengajak anak-anak untuk tetap semangat menjalani hari-hari di perantauan, meski jauh dari keluarga. Pesan-pesan sederhana mereka mengenai semangat belajar, hidup rukun di asrama, dan selalu bersyukur, disampaikan dengan hangat dan menyentuh hati.

Usai sesi berbincang, para suster mengajak anak-anak untuk berdoa bersama. Dalam doa yang hening dan khusyuk, anak-anak menyerahkan segala kerinduan dan harapan mereka kepada Tuhan. Doa ini menjadi momen refleksi yang mendalam bagi semua, sekaligus sebagai kekuatan baru untuk menjalani hari-hari ke depan dengan lebih tenang dan penuh sukacita.

Kunjungan ini memang singkat, namun memberi dampak emosional yang sangat besar bagi para siswi. Kehadiran para suster menjadi pengingat bahwa mereka tidak sendiri dalam perjuangan ini. Ada banyak orang yang mendukung, mendoakan, dan mencintai mereka dari hati yang tulus.

Hari itu ditutup dengan kebersamaan dalam suasana sederhana namun penuh makna. Pelukan hangat, tawa ringan, dan lambaian tangan menjadi akhir dari kunjungan yang berkesan. Putri-putri PACE kembali mendapatkan kekuatan baru, semangat baru, dan tentu saja, sedikit pengobat rindu akan rumah yang jauh di tanah Papua.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
17 Jul
0

RETRET PENYEMBUHAN UNTUK LUKA BATIN

Setelah mengikuti retret awal sebagai langkah pertama yang berani meninggalkan tanah kelahiran mereka dan memulai perjalanan baru di Cilacap, pada Rabu, 9 Juli 2025 pukul 00.00 WIB, kami menjemput para gadis Papua di Sidareja untuk mengikuti tahap berikutnya, yaitu Retret Penyembuhan Luka Batin (PLB) di Lembah Carmel, Cikanyere, Cianjur. Kami akan tinggal di Cikanyere hingga 13 Juni 2025. Retret ini merupakan ruang antara, jeda yang hangat dan reflektif sebelum mereka benar-benar memasuki rutinitas dan kesibukan dunia sekolah.

Di sini, mereka tidak hanya diberi waktu untuk beristirahat, tetapi juga diajak menyelami diri sendiri, mengenal siapa diri mereka lebih dalam, menggali mimpi-mimpi yang mungkin tersembunyi, dan merencanakan langkah masa depan. Suasana retret Penyembuhan Luka Batin bukan sekadar rangkaian aktivitas, melainkan ruang aman untuk bercerita, berbagi, dan saling menguatkan. Dalam suasana sejuk, indah, dan tenang Lembah Carmel, proses menemukan sisi lain dari kepribadian diri pun dimulai. Ini adalah proses refleksi yang kadang terasa melelahkan dan memakan waktu. Menghadapi sesi demi sesi membuat kami harus melawan kantuk dan kebosanan. Meski diselingi pujian dan ice-breaking yang menyenangkan, saya melihat teman-teman Papua yang cantik ini merasa tidak nyaman dan gelisah. Itu proses yang wajar. Saya pun merasakannya saat pertama kali mengikuti retret ini.

Dalam sesi Penyembuhan yang dipimpin oleh para Suster dari Kongregasi Putri Carmel dan Kongregasi Carmelitae Sancti Eliae (CSE) yang didirikan oleh Romo Yohanes Indrakusuma, beberapa dari mereka mulai membuka luka lama, perasaan kehilangan, perasaan ditinggalkan, pengalaman kekerasan, atau kecemasan meninggalkan kampung halaman. Dalam suasana penuh penerimaan, air mata menjadi bagian dari proses penyembuhan. Dalam retret ini kami diajak menggali masa lalu yang menyakitkan dan diajak untuk memaafkan situasi atau siapa pun yang pernah menyakiti kami. Kami diajak mengenal lebih dalam KASIH ALLAH yang menerima kami apa adanya. Kesadaran bahwa Allah mencintai dan menerima kami secara cuma-cuma diharapkan membangun kepercayaan diri. Saat saya mengajak mereka bercerita malam itu setelah prosesi pembasuhan kaki, mereka dengan gembira mengungkapkan perasaan. Masing-masing mengatakan bahwa tiba-tiba terasa ringan dan seperti ada “sesuatu” yang keluar dari diri mereka.

Perjalanan menuju retret juga menjadi ruang untuk mengungkapkan identitas dan budaya mereka. Dalam kendaraan sepanjang perjalanan, mereka menyanyikan lagu-lagu dari Papua. Muncul rasa bangga karena bisa menyanyikan lagu tradisi mereka. Suara merdu Aknes, Fiktoria, dan teman-teman mereka menghibur kami sepanjang perjalanan pergi dan pulang ke Lembah Carmel. Mereka larut menyanyikan lagu-lagu dari timur dan lagu-lagu tahun 1980-an. Meski anak-anak muda di Jawa mungkin tak mengenal lagu-lagu tahun 80-an itu, mereka menyanyikannya dengan sangat indah. Mereka menyanyikan lagu Betharia Sonata dengan lancar.

Dengan para pendamping yang penuh perhatian dan teman-teman baru dari berbagai latar belakang, para gadis Papua mulai membangun kembali kepercayaan diri dan harapan. Mereka tampak percaya diri bertemu banyak orang baru di Lembah Carmel. Mereka bersemangat saat bertemu dengan beberapa calon imam dan suster dari Indonesia timur. Mereka juga berkenalan dengan beberapa peserta retret lain yang berasal dari Flores. Retret ini bukan hanya tentang persiapan akademik, tetapi lebih dari itu: tentang penyembuhan hati, penguatan identitas, dan kesiapan menghadapi hidup jauh dari rumah, di lingkungan baru, yang penuh tantangan dan peluang. Hampir semua dari mereka awalnya mengeluh saat tahu sesi retret akan panjang dan melelahkan. Tetapi setelah sesi pembasuhan kaki dan munculnya “sesuatu” dari dalam diri mereka, mereka merasa lebih ringan dan bebas.

Retret PLB menjadi titik penting dalam perjalanan mereka, bukan akhir, melainkan awal dari proses pertumbuhan yang lebih utuh, sadar, dan bermakna. Membawa warisan budaya dan semangat baru, para gadis Papua kini lebih siap melangkah ke dunia yang lebih luas, tanpa kehilangan akar yang membentuk siapa diri mereka. Pesan orang tua mereka adalah bahwa mereka tidak boleh pulang sebelum berhasil menggapai mimpi di tanah rantau.

“Anak-anak, jangan pulang sebelum berhasil meraih mimpi.” Itulah pesan orang tua mereka saat melepas anak-anak mereka dari tanah kelahiran. Meski perpisahan itu berat, mereka rela melakukannya demi masa depan yang lebih baik. Mereka ingin anak-anak mereka belajar sungguh-sungguh, bertahan dalam suka dan duka, dan suatu saat kembali ke rumah dengan kebanggaan. Pesan ini menjadi pegangan di setiap langkah: tetap semangat, tetap kuat, dan terus mengejar mimpi. Itu bukan sekadar kalimat, tetapi tanggung jawab yang harus dibuktikan.

Retret Penyembuhan Luka Batin yang kami jalani bersama putri-putri Papua adalah momen penuh harapan dan kebaruan. Namun, di tengah sukacita itu, satu wajah tidak hadir. Klara Kawon, salah satu anak yang datang jauh dari Papua, terpaksa harus tinggal di asrama. Bukan karena keinginannya, melainkan karena tubuhnya menunjukkan tanda-tanda tidak sehat sejak keberangkatan. Demamnya naik turun. Kami menduga malaria, penyakit yang masih cukup umum di daerah asalnya. Kekhawatiran ini membuat kami mengambil keputusan sulit: membiarkan Klara tinggal dan tidak ikut retret. Bukan karena kami mengabaikannya, tetapi karena kami ingin memastikan ia mendapat perawatan yang tepat dan aman.

Pada Kamis, 10 Juli 2025, bersama Pak Eko, perwakilan dari sekolah, Klara dibawa ke Klinik Pratama Yos Sudarso di Sokaraja. Di sana, ia diperiksa langsung oleh dr. Tati. Setelah serangkaian pemeriksaan, akhirnya kami menghela napas lega. Ternyata bukan malaria. Kondisi fisiknya melemah karena tekanan psikologis yang berat. Dokter menyimpulkan bahwa Klara mengalami stres berat yang memengaruhi asam lambungnya.

Mendengar hal ini, hati kami bergejolak. Ada rasa syukur karena penyakit yang dikhawatirkan tidak terbukti. Namun di sisi lain, kami sadar bahwa perjalanan anak-anak ini lebih dari sekadar pindah tempat. Ini melibatkan beban, ketegangan, dan penyesuaian yang sulit. Tubuh Kelara mungkin sedang berbicara padanya, menyuarakan perasaan yang belum sempat ia ungkapkan.

Meskipun ia tidak ikut retret ini, doa kami menyertai proses pemulihannya. Kami percaya setiap anak memiliki waktu dan jalannya sendiri. Dan ketika saatnya tiba, Klara akan kembali berdiri, kuat, dan siap berjalan bersama teman-temannya.

Foto bersama di halaman Asrama Putri SMK Yos Sudarso Sidareja

Foto bersama di halaman Asrama Putri SMK Yos Sudarso Sidareja

Sesi dalam retret Penyembuhan Luka Batin

Rafela dan Viktoria membagikan pengalaman mereka selama sesi Pembasuhan Kaki.

Mereka mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka tidak mengenal retret Penyembuhan Luka Batin, karena kegiatan seperti ini belum pernah diadakan di Papua. Yang mereka tahu sebelumnya hanyalah kegiatan rekoleksi.

Namun, dalam retret ini, mereka mengalami sesuatu yang sangat berbeda. Dalam suasana doa dan refleksi yang mendalam, mereka mulai menyadari bahwa mereka menyimpan kepahitan dan luka mendalam, terutama terhadap orang tua mereka ayah dan ibu yang sering menghukum mereka dengan keras.

Pengalaman ini menjadi titik awal bagi Rafela dan Viktoria untuk membuka hati, mengakui luka batin mereka, dan memulai proses pengampunan serta penyembuhan secara spiritual dan emosional.

Setelah hari yang panjang dan melelahkan, kami berhenti makan malam di Rumah Makan Ampera di Bandung. Sambil menunggu hidangan hangat khas Sunda, kami melihat wajah-wajah lelah, namun tetap dihiasi senyum. Meskipun tubuh terasa letih, suasana kebersamaan dan rasa syukur menghangatkan hati. Senyuman-senyuman itu seolah menceritakan kisah, kisah perjuangan hari itu dan keindahan sederhana dari kebersamaan.

Penulis: PACE TIM

Read More
16 Jul
0

KEHANGATAN IDUL FITRI BERSAMA KELUARGA IBU SUGI DI DESA CINANGSI

Senin, 8 April 2024, menjadi awal dari liburan Hari Raya Idul Fitri yang sangat berkesan bagi putri-putri Papua yang tergabung dalam Program PACE. Selama tujuh hari penuh, mereka tinggal dan merayakan momen spesial ini bersama keluarga Ibu Sugi di Desa Cinangsi, Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap. Liburan ini bukan sekadar rehat dari aktivitas sekolah, namun juga menjadi pengalaman sosial dan budaya yang sangat berharga bagi mereka.

Sejak hari pertama, mereka disambut dengan ramah oleh keluarga Ibu Sugi dan warga sekitar. Meskipun berbeda latar belakang budaya dan agama, mereka tidak merasakan adanya batasan ataupun perbedaan. Justru sebaliknya, mereka merasa diterima dan disambut sebagai bagian dari keluarga besar di desa tersebut. Hal ini menjadi bukti bahwa persaudaraan sejati dapat tumbuh di mana saja, tanpa memandang suku atau agama.

Selama beberapa hari pertama, mereka ikut merasakan suasana puasa yang dijalani oleh keluarga dan masyarakat sekitar. Mereka belajar memahami makna ibadah puasa dalam kehidupan umat Muslim, sekaligus turut menjaga suasana penuh toleransi dan kebersamaan. Hal ini menjadi pengalaman baru yang sangat membuka wawasan mereka tentang nilai-nilai hidup berdampingan.

Tibanya Hari Raya Idul Fitri pun disambut dengan penuh sukacita. Mereka ikut merasakan kebahagiaan saat silaturahmi, berkunjung ke rumah-rumah warga, menikmati hidangan khas Lebaran, serta berbagi cerita dan tawa bersama anak-anak dan keluarga di desa. Momen ini menjadi pelajaran hidup tentang kehangatan, keramahan, dan nilai kekeluargaan yang mendalam.

Suasana pedesaan yang masih asri, dengan pepohonan besar dan udara segar, mengobati kerinduan mereka akan kampung halaman di Papua. Pemandangan alam yang hijau dan tenang menjadi pelipur lara di tengah kerinduan akan rumah. Bahkan, Nania dan Dopi mengaku merasa sangat betah hingga enggan kembali ke asrama karena merasakan kenyamanan dan kasih sayang yang mereka dapatkan di sana.

Selama di desa, mereka juga terlibat dalam berbagai aktivitas seperti membantu memasak, membersihkan halaman, dan bermain bersama anak-anak sekitar. Kegiatan ini membuat mereka merasa benar-benar menjadi bagian dari komunitas. Interaksi yang terjadi begitu alami dan akrab, menjadikan pengalaman ini sebagai bentuk pembelajaran sosial yang luar biasa.

Liburan bersama keluarga Ibu Sugi tidak hanya memberi mereka waktu untuk beristirahat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan cinta terhadap alam serta sesama. Saat kembali ke asrama, mereka membawa pulang cerita dan kenangan indah yang akan terus melekat dalam hati mereka. Suatu momen liburan yang sederhana, namun sangat kaya makna.

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More
16 Jul
0

KEBERANGKATAN PUTRI-PUTRI PACE UNTUK PKL TAHUN 2024

Senin, 05 Agustus 2024 menjadi hari yang penting bagi putri-putri PACE karena mereka resmi memulai kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di lokasi yang telah ditentukan. Selama tiga bulan ke depan, mereka akan mengikuti kegiatan PKL yang dijadwalkan hingga tanggal 6 November 2024. Ini merupakan bagian penting dari proses belajar mereka di SMK Yos Sudarso Sidareja, sekaligus sebagai bekal awal sebelum terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya.

Sebanyak lima orang siswa ditempatkan di KPTT Salatiga, yaitu Fransika Fandora Wokot, Paskalina Teretkon, Fransiska Memkon, Dopiana Kakon, dan Nania Defelina Aunggon. Mereka akan tinggal dan menjalani kegiatan di lingkungan pertanian terpadu yang diharapkan mampu memperkuat keterampilan praktis serta meningkatkan pemahaman mereka dalam bidang keahlian masing-masing.

Sementara itu, empat siswa lainnya ditempatkan di P4S Tranggulasih Semarang, yaitu Agnes Uyukmen, Klara BJ Mekon, Elenia Yoman, dan Sebastian Yamnip. Mereka akan mengikuti program pembelajaran berbasis praktik di pusat pelatihan pertanian yang cukup dikenal dengan program-program unggulannya. Kehidupan mandiri dan interaksi sosial yang baru akan menjadi tantangan tersendiri yang memperkaya pengalaman mereka.

Berbeda dengan yang lain, satu orang siswa yaitu Gerce Susana Bugdun, menjalani PKL di sekolah karena alasan kesehatan. Meski tidak bisa berangkat ke luar kota, Susan tetap mengikuti program praktik dengan sungguh-sungguh di SMK Yos Sudarso Sidareja. Keputusan ini diambil sebagai bentuk perhatian terhadap kondisi kesehatannya, sekaligus sebagai upaya agar ia tetap mendapatkan pembelajaran yang setara dengan teman-temannya.

Keberangkatan mereka diiringi doa dan harapan dari para guru, pendamping, dan seluruh keluarga besar sekolah. Semua berharap agar para siswa dapat menjalani PKL ini dengan penuh semangat, tanggung jawab, dan tetap menjaga nama baik sekolah. Bagi putri-putri PACE, ini bukan hanya sekadar tugas sekolah, tetapi juga kesempatan emas untuk menunjukkan kemampuan dan karakter mereka.

Selain belajar secara teknis di lapangan, PKL ini juga menjadi momen penting bagi para siswa untuk belajar hidup bersama dalam keberagaman, melatih kemandirian, serta memperluas wawasan dan jaringan. Mereka akan bersentuhan langsung dengan berbagai latar belakang dan budaya, sesuatu yang sangat penting dalam membentuk pribadi yang terbuka dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Semoga seluruh kegiatan PKL ini berjalan lancar dan memberikan hasil yang maksimal. Kami percaya bahwa setiap pengalaman yang diperoleh akan menjadi bekal berharga yang tak tergantikan. Selamat belajar dan berkarya, putri-putri PACE!

Penulis: Chr.Rr.Ika Yuni Astuti

Editor: Gladys – Doc. Sekretariat YSBS@2025

Read More