Jumat, 14 Februari 2025 menjadi salah satu malam hening yang penuh makna di Asrama SMK Yos Sudarso Sidareja. Seperti biasanya, para Putri Papua bersama para pendamping mengadakan kegiatan rutin Doa Novena bersama. Kegiatan ini bukan hanya menjadi bagian dari rutinitas rohani, tetapi juga sebagai momen untuk mempererat ikatan spiritual dan kekeluargaan di antara mereka.
Doa Novena dilakukan dengan suasana khidmat dan penuh penghayatan. Anak-anak berkumpul di ruang doa yang sederhana namun nyaman. Dengan mengenakan pakaian rapi dan membawa buku doa masing-masing, mereka memulai novena dengan lagu pembuka, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa-doa secara bergantian. Semua dilakukan dengan tenang, perlahan, dan sepenuh hati.
Bagi para Putri Papua, kegiatan doa seperti ini menjadi sarana penguatan iman di tengah padatnya aktivitas sekolah dan dinamika kehidupan di tanah rantau. Mereka belajar menyerahkan setiap harapan, keluhan, dan rasa syukur dalam keheningan doa. Kegiatan ini juga menjadi kesempatan untuk saling mendoakan satu sama lain sebagai sebuah bentuk perhatian dan kasih dalam kehidupan Bersama.
Dalam pelaksanaan Doa Novena, tidak hanya teks doa yang mereka resapi, tetapi juga makna yang terkandung di dalamnya. Pendamping kadang menyisipkan renungan singkat yang membantu mereka memahami nilai-nilai kehidupan dari perspektif iman. Hal ini membuat doa bukan sekadar rutinitas, tetapi benar-benar menjadi penguatan batin dan refleksi pribadi.
Kegiatan ini pun melatih kedisiplinan dan konsistensi. Meskipun lelah setelah sekolah dan kegiatan harian, anak-anak tetap berusaha hadir dan mengikuti novena dengan setia. Hal ini menunjukkan bahwa spiritualitas menjadi bagian penting dalam proses pembentukan karakter mereka. Kesederhanaan dan ketekunan dalam berdoa menjadi nilai yang terus ditanamkan.
Doa Novena bersama ini juga menjadi ruang sunyi yang dibutuhkan anak-anak untuk meredakan beban pikiran. Dalam hening, mereka bisa menyampaikan isi hati tanpa takut dihakimi. Kebersamaan yang terjalin dalam doa memperkuat rasa aman dan saling percaya di antara mereka sebagai satu keluarga asrama.
Dengan demikian, rutinitas Doa Novena bukan hanya sebagai bentuk devosi, tetapi menjadi sarana penting dalam membangun pribadi yang kuat, sabar, dan penuh pengharapan. Kegiatan sederhana ini telah menjadi tiang spiritual yang menopang semangat dan perjalanan hidup anak-anak asrama, terlebih mereka yang jauh dari keluarga di tanah kelahiran.
Sabtu, 10 Mei 2025 menjadi hari penuh haru dan sukacita di SMK Yos Sudarso Sidareja, Cilacap. Hari itu sekolah menggelar acara pelepasan bagi siswa-siswi kelas XII yang telah dinyatakan lulus. Suasana sekolah sejak pagi dipenuhi semangat kebersamaan dan rasa bangga atas pencapaian para lulusan yang telah menempuh proses panjang selama tiga tahun.
Acara dimulai dengan misa syukur bersama seluruh siswa, guru, staf, dan para pendamping. Doa dan pujian dinaikkan sebagai ungkapan syukur atas kelulusan dan penyertaan Tuhan selama proses belajar. Dalam homili, disampaikan pesan tentang pentingnya terus membawa nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kasih dalam melangkah ke masa depan.
Setelah misa, rangkaian acara dilanjutkan dengan seremoni resmi pelepasan. Kepala Sekolah, Bapak Didik, menyampaikan sambutan yang mengharukan. Beliau memberi selamat kepada seluruh lulusan dan berpesan agar mereka terus menjaga nama baik sekolah serta terus mengembangkan diri di mana pun berada. Sambutannya disambut tepuk tangan dan tatapan penuh bangga dari para siswa.
Momen paling menyentuh terjadi saat satu per satu nama lulusan dipanggil ke depan untuk menerima tanda kenangan dan surat kelulusan. Beberapa siswa, termasuk Putri-putri Papua yang telah melalui berbagai tantangan di tanah perantauan, tampak menahan air mata haru. Tepuk tangan meriah dari teman-teman dan guru mengiringi langkah mereka menuju panggung.
Acara juga diisi dengan penampilan seni dari adik-adik kelas yang mempersembahkan lagu dan tarian perpisahan. Penampilan ini menambah suasana haru sekaligus membangkitkan semangat bahwa perpisahan ini bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan yang lebih luas. Beberapa siswa juga membagikan kesan dan pesan yang menggambarkan betapa besar arti kebersamaan selama ini.
Di akhir acara, para siswa berkumpul untuk sesi foto bersama, sebagai kenangan terakhir dalam seragam sekolah yang selama ini menjadi bagian dari identitas mereka. Tawa, peluk, dan tangis bercampur menjadi satu, mewarnai perpisahan yang tak terlupakan. Meski harus berpisah, ikatan yang terbentuk selama tiga tahun akan tetap terpatri dalam hati.
Acara pelepasan ini bukan sekadar seremoni kelulusan, tetapi juga perayaan atas keberhasilan dan ketekunan. Bagi Putri-putri Papua dan seluruh lulusan, ini adalah langkah awal menuju masa depan yang mereka cita-citakan. Semoga mereka melangkah dengan keyakinan dan tetap membawa semangat SMK Yos Sudarso Sidareja ke mana pun mereka pergi.
Kamis, 15 Mei 2025 menjadi hari penting dalam proses pemulihan Nania, salah satu Putri PACE yang mengalami patah tulang kaki. Setelah pemeriksaan awal di RS Orthopedi Sokaraja, dokter menyarankan agar Nania menjalani tindakan medis lanjutan. Rekomendasi medis menyatakan bahwa Nania memerlukan operasi pemasangan PEN karena lokasi patah tulangnya berada di bagian sendi, yang cukup rawan jika tidak ditangani dengan baik.
Menyikapi saran tersebut, para pendamping segera mengambil langkah cepat dengan membawa Nania ke RS Santa Maria Cilacap. Rumah sakit ini dipilih karena kelengkapan fasilitas dan pengalaman tenaga medisnya dalam menangani operasi ortopedi. Perjalanan ke rumah sakit dilakukan dengan penuh kehati-hatian untuk memastikan kondisi Nania tetap stabil dan nyaman selama dalam perjalanan.
Setibanya di RS Santa Maria, Nania langsung menjalani serangkaian pemeriksaan lanjutan. Tim dokter menyambut dengan sigap dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kakinya. Pemeriksaan radiologi dan observasi fisik dilakukan untuk menentukan langkah medis yang paling tepat dan aman bagi proses penyembuhan Nania.
Para pendamping mendampingi Nania dengan penuh perhatian, memberikan dukungan moral dan menjelaskan prosedur yang akan dijalani secara perlahan agar Nania tetap tenang dan tidak cemas. Walau tampak tegar, Nania sempat menunjukkan ketegangan menjelang informasi tentang rencana operasi, namun senyum dan sapaan lembut dari para pendamping membuatnya kembali tenang.
Proses ini bukan hanya soal pengobatan fisik, tetapi juga menjadi pembelajaran tentang pentingnya kesiapan mental dan dukungan emosional dalam menghadapi situasi sulit. Kehadiran para pendamping sangat berarti bagi Nania, yang sedang jauh dari keluarga dan menghadapi ketidaknyamanan karena kondisi tubuh yang cedera.
Kondisi Nania tetap dipantau ketat sambil menunggu jadwal pasti pelaksanaan operasi. Selama masa tunggu ini, dokter memberikan penanganan awal seperti pembalut penyangga kaki dan obat penghilang nyeri agar Nania tetap merasa nyaman. Tim pendamping juga terus berkoordinasi dengan pihak sekolah dan keluarga untuk menyampaikan perkembangan kondisi Nania.
Kunjungan ke RS Santa Maria ini menjadi tahap penting dalam ikhtiar penyembuhan Nania. Diharapkan, dengan operasi dan perawatan yang tepat, Nania dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas seperti semula. Dukungan semua pihak menjadi kekuatan utama agar Nania tetap semangat dan merasa tidak sendirian dalam masa sulit ini.
Selasa, 13 Mei 2025 menjadi awal perjalanan baru bagi para Putri PACE dari SMK Yos Sudarso Sidareja. Hari itu, mereka resmi pindah sementara ke Sokaraja untuk mengikuti program kursus di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Yos Sudarso Sokaraja. Program ini mencakup kursus komputer, kursus Bahasa Inggris, serta penguatan pelajaran Matematika yang akan berlangsung selama satu bulan penuh.
Para siswi ini akan mengikuti kursus komputer yang dipandu langsung oleh Pak Indra, selaku pimpinan LKP. Kursus ini dirancang agar mereka tidak hanya memahami dasar pengoperasian komputer, tetapi juga memiliki kompetensi yang sesuai standar Ujian Nasional. Dengan fasilitas yang memadai dan materi yang terstruktur, mereka diharapkan mampu meningkatkan keterampilan yang akan sangat berguna untuk masa depan mereka.
Selama satu bulan ke depan, para Putri PACE akan tinggal di asrama Sokaraja. Di sana, mereka akan mendapatkan pendampingan penuh dari Ibu Maria, Pak Indra, dan Pak Tepi yang bertugas sebagai mentor. Kehadiran para mentor ini memberikan rasa aman dan dukungan emosional bagi para siswi yang harus beradaptasi dengan lingkungan baru, jauh dari Sidareja.
Proses perpindahan ini turut didampingi oleh Ibu Wiwin dan Pak Eko yang mewakili pihak sekolah. Mereka mengantar anak-anak dengan penuh perhatian dan memastikan bahwa seluruh kebutuhan dasar anak-anak selama di Sokaraja telah dipersiapkan dengan baik. Momen perpisahan dari Sidareja ke Sokaraja berlangsung haru, namun penuh semangat untuk menimba ilmu.
Namun di hari yang sama, kabar kurang menyenangkan datang dari Nania, salah satu Putri PACE. Setelah menjalani pemeriksaan di RSU Orthopedi Banyumas, diketahui bahwa ia mengalami patah tulang kaki akibat terjatuh beberapa hari sebelumnya di asrama SMK Sidareja. Hal ini tentu menjadi ujian tersendiri, baik bagi Nania maupun seluruh tim pendamping.
Meskipun harus menghadapi kondisi fisik yang tidak ideal, semangat Nania untuk tetap belajar dan mengikuti program tidak surut. Ia mendapat dukungan penuh dari teman-teman dan para pendamping, serta akan terus dipantau kondisi kesehatannya selama masa pemulihan. Situasi ini menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk belajar tidak selalu mudah, tetapi bisa dijalani dengan dukungan dan kasih sayang bersama.
Kegiatan kursus di Sokaraja ini menjadi tonggak penting bagi para Putri PACE dalam memperkuat kompetensi mereka di bidang akademik dan keterampilan hidup. Dengan semangat belajar, dukungan dari para mentor, dan semangat solidaritas yang tinggi, mereka akan mampu menghadapi tantangan baru dan menjadikan pengalaman ini sebagai bagian dari pertumbuhan mereka.
Rabu, 19 Februari 2025 menjadi hari yang menegangkan sekaligus membanggakan bagi para siswa SMK Yos Sudarso Sidareja. Hari itu menandai dimulainya Ujian Kompetensi Keahlian (UKK), sebuah momen penting yang akan menentukan sejauh mana kemampuan dan kesiapan mereka dalam bidang keahlian masing-masing. Suasana sekolah sejak pagi tampak lebih serius dari biasanya, semua siswa hadir dengan semangat dan persiapan yang matang.
UKK ini menjadi tahapan akhir dari proses pembelajaran praktik yang selama ini telah mereka jalani. Berbagai alat dan bahan praktik telah disiapkan, ruangan telah diatur sesuai standar ujian, dan para penguji eksternal maupun internal telah hadir untuk mengawasi dan menilai. Semua elemen di SMK Yos Sudarso bersinergi memastikan pelaksanaan UKK berjalan tertib dan lancar.
Para siswa terlihat mengenakan pakaian praktik sesuai jurusan masing-masing. Raut wajah mereka mencerminkan kombinasi antara semangat, gugup, dan tekad kuat. Beberapa siswa saling menyemangati satu sama lain sebelum masuk ke ruang ujian. Tak sedikit pula yang terlihat memanjatkan doa singkat agar diberi kelancaran selama proses berlangsung.
Bagi siswa-siswi dari Papua, hari ini menjadi tantangan tersendiri. Ini bukan hanya soal ujian keahlian, tetapi juga soal pembuktian diri bahwa mereka mampu bersaing dan menunjukkan hasil dari proses belajar yang sungguh-sungguh. Dukungan dari para guru dan pendamping sangat terasa. Mereka terus memberikan motivasi agar anak-anak tidak ragu menunjukkan kemampuan terbaik.
Proses ujian berlangsung sesuai prosedur. Para peserta mengerjakan soal praktik secara langsung, dengan pengawasan ketat namun tetap dalam suasana yang kondusif. Beberapa penguji memberikan umpan balik secara langsung setelah siswa menyelesaikan tugasnya. Ini menjadi momen belajar yang berharga tidak hanya diuji, tetapi juga mendapat evaluasi untuk pengembangan ke depan.
Setelah sesi hari pertama selesai, sebagian besar siswa merasa lega. Meski ada beberapa kekhawatiran tentang hasil, mereka bangga telah melewati satu tahap penting dalam perjalanan pendidikan mereka. Kebersamaan dan dukungan di antara teman-teman juga membuat suasana tetap hangat, tidak tertekan. Ini menunjukkan bahwa SMK Yos Sudarso tak hanya mengajarkan keterampilan, tetapi juga nilai solidaritas.
Hari pertama UKK ini menjadi langkah awal menuju gerbang profesionalisme. Bagi seluruh siswa, terutama para Putri Papua, momen ini menjadi bagian dari cerita perjuangan yang akan mereka kenang dan banggakan. Dengan semangat dan keyakinan, mereka siap melanjutkan ujian-ujian berikutnya demi masa depan yang lebih baik.
Sabtu, 19 April 2025 menjadi hari yang spesial bagi seluruh penghuni Asrama SMK Yos Sudarso Sidareja. Pada hari itu, Sr. Ancilla, PBHK selaku Provincial Kongregasi PBHK (Putri Bunda Hati Kudus) melakukan kunjungan ke asrama. Kunjungan ini disambut dengan antusias oleh para pendamping dan tentu saja oleh para Putri Papua yang tinggal di asrama.
Sejak pagi, suasana asrama sudah ramai dengan persiapan penyambutan. Anak-anak bersama para pendamping membersihkan lingkungan, menata ruang tamu, dan mempersiapkan hidangan sederhana untuk menjamu Sr. Ancilla. Mereka ingin menunjukkan rasa hormat dan sukacita atas kedatangan seorang figur penting dalam kongregasi yang menaungi kehidupan rohani mereka.
Saat Sr. Ancilla tiba, sambutan hangat pun diberikan. Beliau menyapa satu per satu anak-anak dengan senyum ramah dan pelukan hangat. Sapaan pribadi yang diberikan membawa suasana akrab dan penuh kasih. Anak-anak merasa diperhatikan secara langsung oleh sosok pemimpin rohani mereka, dan itu menumbuhkan rasa bangga serta semangat baru.
Dalam pertemuan bersama di ruang tengah, Sr. Ancilla memberikan pesan-pesan motivasi dan penguatan iman. Beliau menekankan pentingnya hidup dalam kasih, saling menghargai, dan terus berjuang dalam pendidikan. Ia juga mengajak anak-anak untuk tidak takut bermimpi dan terus membangun masa depan yang lebih baik dengan kerja keras dan doa.
Sr. Ancilla pun mendengarkan cerita dari para siswi mengenai kegiatan harian mereka, tantangan di sekolah, hingga kesan mereka tinggal di asrama. Beliau mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan respons yang hangat serta bijaksana. Anak-anak merasa didengar dan dihargai, yang membuat mereka semakin terbuka dan percaya diri.
Selain berbincang, Sr. Ancilla juga sempat mengunjungi kamar-kamar anak dan melihat langsung kondisi asrama. Ia memberikan beberapa masukan positif dan sekaligus apresiasi atas kerapian serta semangat kebersamaan yang terlihat dalam kehidupan sehari-hari di asrama. Kunjungan ini memperkuat semangat komunitas dan rasa kekeluargaan yang sudah terbangun.
Kegiatan kunjungan ditutup dengan doa bersama dan makan siang sederhana. Anak-anak merasa sangat diberkati atas kehadiran Sr. Ancilla yang membawa semangat, cinta, dan inspirasi. Kunjungan ini bukan hanya seremonial, tetapi sungguh menjadi momen penyegaran rohani dan penyemangat dalam perjalanan hidup dan pendidikan para Putri Papua di tanah perantauan.
Pandemi Covid-19 membawa dampak besar yang merata ke seluruh lapisan masyarakat dan berbagai bidang kehidupan. Tidak ada yang benar-benar luput dari pengaruhnya, baik secara ekonomi, sosial, maupun psikologis. Namun, kelompok yang paling terdampak adalah masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, yang harus berjuang lebih keras untuk bertahan dalam situasi sulit ini. Hal tersebut juga dirasakan oleh para anggota binaan KSW YSBS. Sebagian besar dari mereka menggantungkan hidupnya pada sektor informal seperti berdagang, yang sangat terpengaruh selama masa pandemi. Pengurangan aktivitas masyarakat dan pembatasan sosial membuat pendapatan mereka menurun drastis. Kondisi ini mendorong KSW YSBS untuk tidak tinggal diam.
Sebagai bentuk kepedulian dan solidaritas, KSW YSBS menunjukkan belarasa dengan membagikan bantuan sembako. Dalam aksi ini, sebanyak 850 paket sembako dibagikan kepada semua anggota binaan, serta kepada pihak-pihak yang berjasa di lingkungan YSBS. Ini termasuk Bapak-bapak security dan Bapak Ibu bagian kebersihan yang bekerja di berbagai unit pendidikan dan lembaga di bawah naungan YSBS. Penyaluran bantuan untuk karyawan bagian kebersihan dan security ini mencakup seluruh unit kerja YSBS seperti TK/SD/SMP Maria Imaculatta, SMU Yos Sudarso Cilacap, AMN Cilacap, dan BPR UTERA, kapel De Mazenod, dan gereja St. Stephanus Cilacap. Diharapkan bantuan sembako ini dapat sedikit meringankan beban yang dirasakan oleh para penerimanya. Walau jumlahnya mungkin tidak besar, namun kehadirannya diharapkan membawa semangat baru.
Ungkapan harapan dan semangat pun disampaikan oleh KSW YSBS. Bantuan ini bukan hanya tentang isi paket sembako, melainkan tentang semangat kebersamaan dan saling menguatkan di masa sulit. Semangat untuk semua yang terdampak, semangat untuk KSW, dan semangat juga untuk YSBS. Meskipun pandemi membawa banyak tantangan, semangat dari para anggota binaan tetap tidak padam. Banyak dari mereka justru menunjukkan kreativitas untuk mencari alternatif penghasilan. Salah satu contohnya adalah seorang ibu dari kelompok KSW tertentu yang mengambil inisiatif memproduksi masker kain dan menjualnya.
Contoh lain adalah Ibu Sutiyem dari KSW Puspa Asih dan Ibu Siti Widayanti dari KSW Seruni I. Keduanya adalah perias pengantin yang mengalami penurunan order karena pembatasan acara selama pandemi. Namun mereka tidak menyerah. Demi memenuhi kebutuhan ekonomi, mereka membuka dan menerima pesanan masakan serta nasi box. Kisah-kisah ini menjadi inspirasi dan pembelajaran, khususnya bagi para petugas lapangan yang mendampingi mereka. Melihat bagaimana para ibu binaan tetap tangguh dan berjuang, memberikan dorongan moral yang besar. Bahkan, candaan ringan pun muncul bahwa para perempuan memang luar biasa dengan tawa yang menyertainya.
Selain bantuan materi, KSW juga menjalankan program pemberdayaan ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyalurkan bantuan pinjaman modal usaha. Tak hanya itu, KSW juga bekerja sama dengan pelatih profesional untuk memberikan pelatihan keterampilan kepada para anggota. Salah satu bentuk pelatihan tersebut adalah pelatihan kerajinan tangan dari mote, yang dilatih oleh Ibu Anastasia Nunung Nurhayati dari Galeri Mote Magelang. Pelatihan ini bertujuan untuk membekali anggota binaan dengan keterampilan yang bisa mendatangkan tambahan penghasilan.
Rencananya, pelatihan ini akan menjadi program tahunan dengan peserta yang bergiliran setiap tahunnya. Namun, situasi pandemi yang tak menentu membuat rencana tersebut harus ditunda. Meski demikian, semangat untuk melanjutkan tetap ada dan diharapkan bisa segera dijalankan kembali. Pendampingan kepada kelompok binaan tidak hanya dilakukan dalam bentuk pelatihan atau bantuan. KSW YSBS secara rutin melakukan pendampingan langsung melalui Petugas Lapangan. Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan, sesuai dengan tanggal dan waktu yang telah disepakati bersama kelompok binaan masing-masing.
Beragam usaha dijalankan oleh para ibu binaan KSW YSBS. Mulai dari berjualan sayur-mayur, menjual masakan, beternak, memproduksi batu bata dan genteng, berdagang keliling, membuka warung, hingga menjahit. Semua dilakukan demi memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka adalah contoh nyata perempuan tangguh yang patut diapresiasi. Untuk memastikan jalannya kegiatan dan penggunaan dana yang tepat, KSW YSBS juga menjalani audit secara berkala. Audit dilakukan oleh tim internal audit dari YSBS. Ini menjadi bagian dari komitmen untuk transparansi dan akuntabilitas dalam setiap aktivitas.
Sebagai salah satu unit kerja di bawah YSBS, KSW YSBS tidak hanya fokus pada pendampingan ekonomi dan sosial. Mereka juga turut menyalurkan bantuan untuk pembangunan gedung Yuniorat Cilacap. Ini menjadi bukti bahwa perhatian KSW tidak hanya tertuju pada kebutuhan jasmani, namun juga kebutuhan rohani. Dengan semangat menabung demi masa depan, KSW YSBS terus berupaya menguatkan anggotanya secara menyeluruh. Tak hanya melalui materi, tetapi juga dengan nilai, semangat, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tertawa di tengah perjuangan, dan tetap bergerak meski dalam keterbatasan.
Minggu, 15 Juni 2025 menjadi hari penuh makna bagi putri-putri PACE yang akan segera pulang ke tanah Papua. Sebelum keberangkatan mereka, para siswi ini menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan khusus ke pasturan, bertemu dengan Romo Carolus, O.M.I (Ordo Maria Imaculata), serta Ibu Imelda yang selama ini juga menjadi sosok pendamping penuh kasih bagi mereka.
Kunjungan ini dilakukan dalam suasana kekeluargaan yang hangat dan penuh keakraban. Romo Carolus menyambut dengan senyum lebar, memeluk satu per satu siswi yang hadir. Beliau memberikan berkat khusus dan doa perpisahan agar perjalanan pulang mereka berlangsung dengan lancar dan selamat, serta agar mereka senantiasa dilindungi dalam setiap langkah hidup ke depan.
Ibu Imelda juga hadir dan menyambut dengan penuh kasih. Ia menyampaikan pesan-pesan sederhana namun menguatkan, tentang pentingnya menjaga nilai-nilai yang telah dipelajari selama mereka tinggal di Sidareja dan Sokaraja. Ia berharap agar para siswi tetap semangat menempuh pendidikan dan menjadi pembawa damai di manapun mereka berada.
Dalam kesempatan ini, anak-anak pun menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Romo Carolus dan Ibu Imelda. Dengan suara yang terbata namun tulus, mereka menceritakan kesan-kesan indah selama tinggal jauh dari kampung halaman, dan betapa kehadiran para pendamping sangat membantu mereka melewati berbagai tantangan.
Beberapa dari mereka bahkan tidak kuasa menahan air mata saat mengucapkan salam perpisahan. Pelukan hangat, senyum haru, dan doa bersama menjadi penutup pertemuan yang sederhana namun sarat makna tersebut. Momen ini menjadi penanda bahwa perjumpaan mereka bukan hanya tentang kegiatan belajar, tapi tentang relasi yang sudah menjadi seperti keluarga.
Setelah sesi bincang-bincang dan doa bersama, para siswi diajak menikmati hidangan ringan yang disiapkan di pasturan. Tawa dan canda mewarnai kebersamaan itu, seolah menjadi pelepas rindu dan penenang hati sebelum keberangkatan kembali ke Papua. Suasana sederhana tersebut menjadi kenangan manis yang akan terus membekas dalam hati.
Kunjungan ini bukan hanya bentuk pamit, tapi juga ungkapan syukur atas kasih dan perhatian yang mereka terima selama ini. Perpisahan bukan akhir, melainkan awal dari babak baru yang akan mereka jalani. Doa, berkat, dan cinta dari Romo Carolus, Ibu Imelda, serta keluarga besar PACE akan selalu menyertai langkah mereka di masa depan.
Senin, 14 April 2025 menjadi hari penuh empati dan kehangatan di Asrama SMK Yos Sudarso Sidareja. Dalam kunjungan yang dilakukan oleh para pendamping, tujuan utama hari itu adalah memberikan dukungan dan penguatan kepada Nania, salah satu Putri Papua, yang tengah berduka atas wafatnya sang ayah pada 2 April 2025, bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri.
Kehilangan orang tua tentu bukan hal yang mudah, terlebih bagi anak-anak yang sedang menempuh pendidikan jauh dari keluarga. Nania menerima kabar duka tersebut saat tengah menikmati masa libur bersama teman-teman. Kesedihan itu begitu mendalam, namun ia tetap berusaha kuat dan kembali ke asrama dengan penuh tanggung jawab. Sikap ini menunjukkan kedewasaannya dalam menghadapi situasi sulit.
Dalam kunjungan itu, suasana di asrama dibuat hangat dan tenang. Para pendamping hadir tidak hanya sebagai guru atau pembimbing, tetapi sebagai keluarga yang siap mendengarkan dan menguatkan. Nania diajak berbicara secara pribadi, diberikan ruang untuk mengekspresikan perasaannya, dan diyakinkan bahwa ia tidak sendiri menghadapi semua ini.
Teman-temannya di asrama juga memberikan perhatian lebih pada hari itu. Beberapa dari mereka menulis surat kecil berisi doa dan kata-kata semangat. Ada pula yang memeluk Nania dengan penuh kasih. Kebaikan-kebaikan sederhana itu menjadi kekuatan tersendiri bagi Nania untuk kembali menjalani hari-hari ke depan dengan tabah.
Para pendamping juga mengingatkan bahwa duka adalah bagian dari perjalanan hidup, dan setiap orang memiliki cara sendiri dalam menghadapinya. Doa-doa dipanjatkan bersama sebagai bentuk solidaritas dan dukungan spiritual. Momen hening sejenak di ruang doa menjadi ruang refleksi dan penguatan batin bagi semua yang hadir.
Meski suasana diliputi kesedihan, namun hari itu juga menjadi pengingat akan pentingnya ikatan keluarga di dalam komunitas asrama. Kunjungan ini bukan sekadar formalitas, melainkan wujud nyata kasih, perhatian, dan kepedulian yang telah menjadi budaya hidup bersama di asrama SMK Yos Sudarso.
Kunjungan dukungan ini ditutup dengan makan malam sederhana bersama. Nania tampak lebih tenang, meskipun kesedihan belum sepenuhnya hilang. Namun ia tahu, bahwa di Sidareja ini, ia dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya dan siap berjalan bersamanya, bahkan di tengah masa-masa paling sulit sekalipun.
Selasa, 12 Maret 2025, suasana Asrama SMK Yos Sudarso Sidareja diliputi keheningan dan rasa duka yang mendalam. Hari itu, kami melakukan kunjungan khusus ke asrama untuk memberikan dukungan moril kepada Paskalina, salah satu Putri PACE, yang baru saja kehilangan ibunya. Kehilangan orang tua adalah hal yang sangat berat, terlebih bagi anak yang sedang jauh dari kampung halaman dan keluarga inti.
Paskalina menyambut kami dengan wajah sendu namun tetap berusaha tegar. Senyum kecil yang ia paksa tunjukkan tak mampu menyembunyikan kesedihan mendalam di matanya. Dalam suasana yang penuh empati, kami duduk bersama di ruang asrama, mendengarkan kisah dan kenangan Paskalina tentang sang mama. Tangis haru pun tak terelakkan saat ia menceritakan hari-hari terakhir sebelum mendapat kabar duka tersebut.
Kami berusaha menguatkannya dengan pelukan hangat dan kata-kata penghiburan. Bahwa meski raganya tak bisa segera pulang, ia tidak sendiri. Keluarga besar PACE dan komunitas di Sidareja akan terus mendampingi dan menopangnya melewati masa sulit ini. Kami ingin Paskalina tahu bahwa kehadirannya di sini tidak berarti ia jauh dari cinta dan perhatian.
Dalam kunjungan tersebut, kami juga mengajak teman-teman asrama untuk berdoa bersama. Doa rosario dan nyanyian sederhana mengalir dengan tulus, menjadi tanda kasih dan solidaritas dalam suasana duka. Beberapa teman bahkan menyampaikan kata-kata penghiburan yang tulus, menunjukkan bahwa di tengah kesedihan, kekuatan persaudaraan tetap terasa nyata dan menguatkan.
Paskalina juga diberi ruang untuk menuliskan doa dan pesan untuk mendiang ibunya. Kegiatan ini menjadi bentuk ekspresi yang membantu melepaskan beban emosionalnya. Ia menuliskan harapannya untuk menjadi anak yang kuat dan mampu membanggakan almarhumah dengan terus belajar dan menjalani hidup dengan semangat.
Meski kehilangan tak tergantikan, kami ingin kehadiran dan doa kami menjadi pelipur lara bagi Paskalina. Dalam setiap tangis dan hening, ada kekuatan yang lahir dari kebersamaan dan kasih tanpa syarat. Kami percaya, waktu dan kasih akan menjadi obat terbaik dalam memulihkan hatinya.
Kunjungan ini bukan hanya wujud kepedulian, tetapi juga bagian dari semangat keluarga besar PACE hadir, menemani, dan mendukung dalam segala situasi. Semoga Paskalina diberi ketabahan dan kekuatan untuk terus melangkah, membawa cinta ibunya sebagai semangat hidup ke depan.